JAKARTA, (Panjimas.com) – Para istri terduga pelaku teroris dan keluarga dari napi teroris (napiter) bertemu dan memberikan laporan langsung perihal kondisi yang mereka alami saat ini kepada Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon di Ruang Rapat lt 3 gedung Nusantara 3 DPR RI pada hari Senin, (22/10).
Dalam kesempatan pertemuan tersebut dengan didampingi oleh Tim Pembela Muslim ( TPM) para istri dan keluarga Napiter itu menyampaikan aspirasinya seputar adanya dugaan penyalahgunaan wewenang dan perlakuan yang tidak manusiawi yang dilakukan oleh aparat berwenang, yakni Densus 88 kepada para keluarga mereka. Termasuk apa yang dialami oleh suami suami mereka.
Dalam hal proses penangkapan para terduga terorisme di beberapa tempat itu. Yang menurut Ketua TPM, Ahmad Michdan berjumlah sekitar 200 orang itu adalah tindakan yang tidak manusiawi yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam bentuk penyiksaan, perlakuan kejam dan tindakan merendahkan martabat para terduga dan keluarga.
“Kepada saya dan teman-teman Komisi III tadi di disampaikan adanya penangkapan yang tidak sesuai prosedur yang berlaku seperti tidak ada surat penangkapan dan tidak mereka tidak mendapat keadilan. Seperti tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai ketika mereka ada yang sakit,” tutur Fadli Zon kepada para wartawan seusai pertemuan tertup dengan keluarga napi teroris itu.
Dalam pertemuan itu Fadli Zon menerima laporan dari keluarga Napiter soal adanya isu akan ada pengeboman saat diadakannya event Asian Games pada berapa waktu lalu itu.
“Itu ada laporan dari salah seorang istri seorang guru di Ciseeng, Bogor yang katanya akan membuat bom drone saat Asian Games. Padahal itu tidak pernah ada yang seperti itu dan tidak pernah ada kejadiannya. Namun tiba tiba mereka ditangkap begitu saja tanpa alasan yang jelas,” terang Fadli kepada awak media yang sudah menunggu.
Diungkap pula dalam pertemuan itu soal pelayanan kesehatan dan soal makanan yang diberikan kepada para napi teroris yang berada di Lapas. Disana mereka para napiter kondisinya sangat memperihatinkan dan diperlakukan sangat tidak manusiawi. Terutama soal pelayanan kesehatan ketika sakit dan makanan yang jauh dari kata layak.
Terkait hal itu Fadli Zon berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut
dengan meminta bukti-bukti yang lebih lengkap.[ES]