SOLO, (Panjimas.com) – Puluhan ribu umat Islam Solo melakukan aksi protesnya terkait pembakaran bendera tauhid. Di depan Kantor NU Solo Jl Honggowongso peserta aksi melakukan orasi dan membacakan pernyataan sikapnya.
Umat Islam adalah para pejuang dan perebut kemerdekaan NKRI yang cintai damai. Islam dan agama lainya juga tidak membenarkan siapapun yang melakukan penghianaan dan penodaan terhadap simbol maupun nila ajaran agama
“Umat Islam selalu sabar dan berusaha bersikap arif dan bijaksana saat melihat saudara seiman kami, oknum banser yang berbuat hal-hal yang di luar nalar keimanan, membubarkan menghalangi pengajian, melindungi penista agama dan lain-lain. Namun kami masih bersabar dan berharap agar organisasi bisa membina oknum-oknum pelaku tersebut.” ujar Koordinator Konas (Komunitas Nahi Mungkar Surakarta), Dadyo Hasto Kuncoro. Selasa, (23/10).
Pembiaran ini membuat oknum-oknum semakin jumawa dan besar kepala, seakan-akan bebas dari masalah sampai akhirnya terjadi kasus pembakaran bendera tauhid di Garut. Bagi kami hanya orang yang tertup hatinya yang menganggap bendera tauhid adalah bendera salah satu ormas yang sekarang dilarang oleh pemerintah.
“Kasus ini sudah tidak bisa ditolerir lagi, mohon maaf saudaraku. Oknum-oknum organisasimu telah melukai terlalu dalam keimanan kami. Maka kami mengecam keras tindakan tersebut dan meminta yang bersangkutan untuk berani mempertanggungjawabkan tindakannya.” tegasnya.
Umat Islam Solo menuntut agar pelaku dihukum dan dipidana serta menyatakan permintaan maafnya secara resmi dari organisasi karena mereka melakukannya dengan seragam resmi.
Kami meminta agar semua pengurus organisasi banser mengevaluasi, menata, membina para anggotanya dengan lebih baik dan berakhlaqul karimah, agar menghargai ukhuwah dengan benar. Sebagimana kami sesama ahlul sunah selalu melakukan hal itu kepada saudara kami Banser/NU secara umum.
“Terakhir dalam pesannya, Umat Islam Solo menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya muslimin untuk tetap saling menghormati serta menjaga keharmonisan kehidupan antar umat beragama dengan menjunjung tinggi nilai persatuan di Indonesia.” pungkasnya.
Usai membacakan pernyataan sikap peserta aksi melanjutkan konvoinya menuju Kantor Mapolresta Solo. [RN]