BANDA ACEH, (Panjimas.com) — Pemerintah dan masyarakat Aceh membantu dana sejumlah Rp 1,2 miliar untuk pembangunan kembali Masjid An-Nur di Desa Gondang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang roboh akibat gempa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Senin, mengatakan, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dijadwalkan akan meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan masjid tersebut, akhir pekan ini.
“Masjid Annur dibangun kembali oleh pemerintah dan masyarakat Aceh ini telah dirancang anti gempa. Peletakkan batu pertama dilakukan sendiri Plt Gubernur Nova Iriansyah pada tanggal 27 Oktober 2018,” ujarnya.
Ia mengatakan, bangunan ibadah bagi umat muslim akan dibangun di atas tanah seluas 400 meter yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 14 x 14 meter dan berkonstruksi bangunan dari beton.
Tetapi di bagian atas bangunan masjid tersebut, lanjutnya, terbuat dari anyaman bambu agar menjadi alternatif pilihan, mengingat provinsi ini sering terjadi gempa.
“Kita padukan desain etnik masyarakat setempat dan dilengkapi ornamen Aceh yang dirancang oleh arsitek Dr Ing. Andry Widyowijatnoko, ST, MT yang merupakan dosen Institut Teknologi Bandung,” jelasnya.
“Total biaya pembangunan masjid ini senilai Rp1,2 miliar yang merupakan sumbangan dari berbagai pihak,” tukas Teuku Ahmad Dadek, dikutip dari Antara.
Puluhan warga di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dilaporkan terpaksa menjalani shalat Jumat di pengungsian pascagempa tektonik berkekuatan 7 skala Richter (SR) yang merusak sejumlah rumah ibadah di wilayah setempat.
Mereka tidak bisa lagi menggunakan Masjid Annur yang sudah rusak parah atau nyaris ambruk. Merekapun memanfaatkan tempat wudhu sementara untuk persiapan menjalankan ibadah tersebut.
“Allah SWT itu sayang kepada kita, hingga memberikan cobaan kepada kita,” papar Khatib shalat tersebut, Pratu Muhammad Alfian Rezatana, personel Korps Pasukan Khusus Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
“Ini shalat Jumat pertama bagi saya di pengungsian,” tutur Khaerul, siswa kelas 7 SMPN 1 Gangga.
Kabupaten Lombok Utara paling parah terdampak gempa 7 skala Richter (SR) mengguncang wilayah Lombok di Nusa Tenggara Barat, Ahad (5/8), menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Dampak terparah memang di Lombok Utara karena episentrumnya ada di sana. Skala yang dirasakan lebih dari 7 MMI (Modified Mercalli Intensity),” jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.[IZ]