PALU, (Panjimas.com) — Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) menginisiasi terbentuknya “Alter School” sebagai solusi cepat untuk mengatasi kebutuhan pendidikan pasca bencana. Program Ini dicanangkan sebagai program nasional sehingga setiap Pengurus Wilayah PII bertanggung jawab melaksanakan di daerah yang terkena bencana, termasuk gempa bumi Palu dan Donggala.
Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) PII Sulawesi Tengah, Rafani Tuahuns mengungkapkan jika program pendirian Alternative School merupakan program nasional dari PB PII.
Hal ini dikarenakan, PII melihat bahwa program ini termasuk penting bagi anak- anak. Pasca bencana alam anak- anak tidak boleh dibiarkan untuk berlarut-larut dalam kesedihan mereka pun harus bersemangat kembali untuk melanjutkan sekolah dan belajarnya.
“Berat tentu bagi anak-anak saat melihat sekolah tempat mereka belajar sehari-hari kini tidak bisa lagi digunakan. Maka kami mencoba tetap menyalakan semangat anak-anak melalui Trauma Healing dan akan terus di _follow up_ melalui Alter School” pungkasnya kepada panjimas.com
PII tidak sendirian, Pihaknya bekerja sama dengan yayasan sosial Islamic Center Muadz Bin Jabal (ICM) Kendari berupaya mendirikan AlterSchool.
Belum lama ini tepatnya pada Rabu (10/10) mereka sukses mengawalinya di kota Donggala setelah sebelumnya sukses di kota Palu. Sebagai awalan mereka memberikan materi trauma healing kepada 50 siswa sekolah di Desa Ape Maliko, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.
“SD Negeri 2 Sindue yang berada di desa tersebut,mengalami kerusakan parah sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan oleh karena itu, selain memberikan trauma healing kami tim Relawan Pendidikan PII berinisiatif mendirikan Alter School sebagai sekolah darurat agar proses belajar anak-anak tidak terhenti semakin lama pasca bencana yang melanda Kota Palu, Kab. Donggala, dan Kab. Sigi” paparnya.
Sementara itu dari pihak ICM fokus pada penyediaan sarana prasarana, khususnya pendirian masjid sebagai tempat beribadah. Mengingat kondisi wilayah setempat yang rumah warganya dan juga masjidnya yang sudah roboh akibat bencana gempa bumi beberapa pekan lalu. Melalui adanya sinergisitas antar keduanya diharapkan mampu mempermudah dalam pemberian bantuan bagi warga.
“Maka kami berharap kepada teman-teman PII untuk bisa memfollow up desa ini. Semoga PII dan ICM dapat bekerja sama untuk melakukan pembinaan di desa ini Kita dirikan posko disini, PII memberikan pembinaan, ICM menyediakan lgosistik”, tandas perwakilan ICM, Ustadz Iqbal.[IZ]