SOLO, (Panjimas.com) — Acara puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018 dijadwalkan akan digelar di kota Solo, Sabtu (20/10) sore hingga malam hari nanti. Puluhan ribu santri diperkirakan akan turut berpartisipasi dalam perhelatan Apel Akbar Santri Nusantara 2018 ini.
Ketua PP Rabitah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), Abdul Ghoffar Rozin mengatakan bahwa santri harus mandiri dalam bidang ekonomi. Salah satu sosok inspirasi di Solo ini, adalah Kiai Haji Samanhudi, yang merupakan tokoh Sarekat Islam (SI).
Solo dipilih sebagai kota penyelenggaraan Hari Santri untuk mengambil inspirasi dari KH. Samanhudi.
“Mandiri dalam hal ini adalah mandiri dalam ekonomi. Misalnya Kiai Haji Samanhudi menjadi inspirasi para santri untuk berentepreneur”, pungkas Abdul Ghoffar Rozin usai konferensi pers di Kusuma Sahid Prince Hotel, Kamis (18/10) siang.
Apel Akbar Santri Nusantara ini salah satu jargonnya adalah “Santri Mandiri, NKRI Hebat”, sehingga berupaya mendorong pengembangan ekonomi pesantren.
“Ini sebetulnya Apel Santri tidak terlepas dari beberapa kegiatan yang telah kita lakukan sebelumnya, yaitu expo. Expo kita atau hari santri kita jargonnya Santri Mandiri NKRI Hebat”, paparnya.
Menurutnya, Gus Rozin santri diharapkan mampu menjadi kekuatan merangkai NKRI, sehingga potensi ekonomi pesantren perlu digarap secara optimal.
“Berentepreneur secara pendidikan dan berentepreneur secara ekonomi. Maka, harapannya santri sebagai sebuah kekuatan untuk merangkai NKRI, maka kemudian potensi ekonomi ini harus digarap”, jelasnya.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo pun disebut dijadwalkan hadir memimpin Apel Akbar Santri Nusantara di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, Sabtu (20/10) malam. Sebelumnya acara yang diinisiasi dan diselenggarkaan oleh Rabitah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) ini sempat tertunda dua kali.
RMI-NU sebelunya menjadwalkan agenda Apel Akbar Santri Nusantara bersama Presiden Joko Widodo digelar tanggal 7 Oktober 2018, bertepatan dengan final Liga Santri Nusantara (LSN) di Stadion R. Maladi, Sriwedari. Namun, Presiden berhalangan hadir karena menguunjungi daerah bencana gempa bumi dan tsunami di Donggala, Palu dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Kemudian, RMI-NU menjadwalkan kembali Apel Akbar Santri Nusantara bersama Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Oktober 2018. Namun, rencana tersebut juga tidak terlaksana. Ketua Pimpinan Pusat RMI-NU, Abdul Ghoffar Rozin pun menjadwalkan Apel Akbar Santri Nusantara pada 20 Oktober 2018 mendatang.
“Dalam peringatan HSN tahun 2018 ini, RMI NU yang merupakan asosiasi pondok pesantren se-Indonesia di bawah naungan NU, akan menggelar Apel Akbar Santri Nusantara yang dipusatkan di Benteng Vastenburg Kota Solo Jawa Tengah, pada Sabtu (20 Oktober 2018) mendatang,” ujar Ketua PP RMI NU H Abdul Ghoffar Rozin dalam keterangan persnya, Rabu (17/10).
Pria yang akrab disapa Gus Rozin itu menuturkan, Apel Akbar Santri Nusantara akan diikuti sekitar 50 ribu santri. Presiden juga dipastikan akan datang pada kegiatan tersebut. Menurutnya, Apel Akbar Santri Nusantara ini diselenggarakan sebagai peneguhan komitmen kaum santri dalam menjaga berdirinya NKRI.
“Ulama dan santri dari dulu hingga sekarang menjadi motor penggerak kesatuan nasional, dan momentum peneguhan komitmen kaum santri untuk tetap menjadi penjaga bangsa dan negara Indonesia,” tandasnya.
“Di sisi lain, santri perlu ikut terlibat dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. pemerataan pembangunan, termasuk bidang ekonomi membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pesantren,” tukasnya.[IZ]