YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Bencana alam di negeri ini seolah terus terjadi belum selesai gempa Lombok muncul gempa di Palu, Sigi dan Donggala yang disertai tsunami.
Mengapa semua ini terus terjadi? Panjimas mencoba meminta nasehat dari Ustadz Bachtiar Nasir saat ditemui di sela-sela acara Muslim United di Masjid Gedhe Kauman. Rabu, (17/10).
“Terkait banyakknya bencana sebenarnya tidak hanya sebatas fenomena alam yang kelihatannya normal-normal saja karena kita berada di cincin api atau patahnya lempengan bumi. Sudut pandangan ini sangat sekuler, jika umat Islam terus mengkonsumsi pemikiran seperti ini maka lama kelamaan akan bergeser aqidahnya.” Ujarnya.
Maka perlu sebuah ada sudut pandang lain yang menyempurnakan teori ilmiah dan agama. Agar kita benar memandang bencana. Sains tidak punya kemampuan untuk menghentikan bencana namun agama mampu.
Dalam Al quran disebutkan bencana terjadi karena reaksi bumi terhadap tingkah laku manusia dan beginilah cara bumi bertutur mengirimkan pesan
“Kesimpulannya adalah bencana ini terjadi akibat kemarahan Allah melihat tingkah laku kita yang kemudian direspon dengan ayat kauniyah.” Kata Sekjen MIUMI itu.
Jika kita sudah sadar bahwa segala bencana alam ini adalah adzab dari Allah maka mari segera beristigfar, berdzikir dan bertaubat kepada Allah SWT.
Terutama kepada para pemimpin karena ini merupakan faktor terpenting datangnya sebuah bencana baik itu pemimpin formal, informal, ulama tokoh-tokoh naisonal.
Mereka harus lebih dulu untuk bertaubat dan beristighfar dan kemudian mengajak para masyarakat untuk melakukan hal yang sama.
Bagaimana cara menghentikannya? Yaitu dengan beramal sholeh, bersedekah dan menegakkan amar maruf nahi mungkar.
“Jangan sampai kemusyrikan dilegalkan atas nama adat istiadat. Jangan kemudian kebohongan dibenarkan atas nama politik begitupula korupsi dan lain sebagainya.” Pungkasnya. [RN]