PALU (Panjimas.com) -– Hari kedua dan ketiga di Palu, Forjim Solidarit dan Tim Media Lazis Wahdah menyambangi tiga kampus yang menjadi ikon pendidikan di Palu, yakni Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismu), Kampus Universitas Al-Khairat, dan kampus Universitas Tadulako (Untad).
Kampus IAIN Palu yang berada di tepi Pantai Talise, tepatnya di Jl Diponegoro No23, Lere, Palu, Sulawesi Tengah, termasuk kampus yang terkena gelombang tsunami. Kondisinya terbilang parah dan menyedihkan. Saat memasuki kampus, terlihat lumpur tebal dan genangan air di seluruh area kampus.
Bangunan kuliah hingga rektorat rusak terendam lumpur. Begitu juga dengan mobil yang terparkir di pekarangan kampus tampak ringsek. Hingga saat ini, belajar mengajar di kampus IAIN Palu diliburkan. Belum bisa dipastikan kapan mahasiswa kembali ke kampus, mengingat area kampus masih tergenang air dan lumpur.
Selain kampus IAIN, gempa Palu juga menimpa kampus Universitas Tadulako (Untad). Sebagian besar kondisi bangunannya retak-retak dan tak sedkit yang roboh.
Menurut Muhammad Khairil Al Fath, salah satu mahasiswa Untad, ia mendengar informasi dari teman-teman kuliahnya, bahwa dua mahasiswa yang meninggal dunia akibat gempa Palu. Satu laki-laki, dan satu perempuan. Juga dikabarkan ada beberapa mahasiswi yang dinyatakan hilang, belum diketahui keberadaannya.
“Saya mendengar, mahasiwa yang meninggal itu tertimpa runtuhan bangunan. Nyawanya tak tertolong, ketika hendak dievakuasi. Saat mau ditolong, mahasiswa itu menolak untuk dipotong salah satu tangannya, hingga menghembuskan nafasnya yang terakhir,” kata Khairil.
Adapun perempuan yang meninggal adalah mahasiswi bercadar. Ketika ditemui, perempuan itu terlihat utuh tubuhnya dan tetap terbalut dengan busana muslimahnya. Namun Khairil belum mengetahui nama kedua mahasiswa yang meninggal tersebut.
Pasca gempa Palu, perkuliahan di Universitas Tadulako diberhentikan sementara. Meski demikian, mahasiswa Untad tetap bisa mengikuti kuliah dalam program sit in di beberapa kampus di Indonesia yang menyatakan kesediaannya untuk membantu. Kabarmya, pada 5 November 2018, mahasiswa akan kembali kuliah.
Dalam kesempatan itu, forjim solidarity dan tim media Laznas Wahdah juga menyambangi Universitas Muhammadiyah (Unismu) Palu. Hanya satu gedung serba guna (arena olahraga) yang roboh akibat gempa. Sedangkan Gedung kampus Universitas Al Khairat tidak mengalami kerusakan yang berarti. Namun kampusnya dijadikan sebagai posko pengungsian. (des)