PALU, (Panjimas.com) – Sampai dengan Senin kemarin, Muhammadiyah Disaster Manajemen Centre (MDMC), telah menyalurkan bantuan logistik kepada 18.402 jiwa. Selain itu, tercatat 2.557 jiwa telah mendapatkan pelayanan kesehatan dari tim mdmc, sejak hari pertama kehadiran MDMC di Sulteng sampai dengan kemarin Senin, (15/11).
Ketua Pos Koordinasi (Poskor) MDMC Sulteng, Dr H Rajindra, SE, MM, mengatakan ada delapan sektor layanan yang diberikan MDMC, yakni Pelayanan medis dan kesehatan, psikososial, dapur umum, urban SAR atau evakuasi jenazah, logistik dan hunian darurat.
“Untuk layanan psikososial yang umumnya kepada anak-anak, kami telah melayani 139 anak. Kemudian untuk dapur umum kita telah melayani 12.255 jiwa dan untuk urban SAR atau evakuasi jenazah, tercatat 23 jenazah yang kita evakuasi. Termasuk salah satunya, MDMC mendapatkan kepercayaan dari pemerintah Korea Selatan, untuk mencari, mengevakuasi sampai proses crematorium warga negaranya yang merupakan atlet paralayang yang tewas di Hotel Roa-Roa,” ungkapnya.
Untuk logistik yang didistribusikan, tercatat 24 item yang sudah disalurkan. Di antaranya, beras hampir 10 ton, Hygiene Kit 1.070 paket, mie instan 1.975 dos, air mineral lebih dari 2 ribu dos, terpal 211 lembar serta kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya.
“Khusus untuk relawan tim medis dan tim tenaga kesehatan 31 orang. Mereka berasal dari Unismuh Surabaya, RSIJ Cempaka Putih, RSIJ Sukapura, RS Pondok Kopi, LAZISMU Lhokseumawe, RS Unismuh Malang, RSM Ahmad Dahlan Kota Kediri, RS PKU Surakarta, RS PKU Delanggu dan PKU Muhammadiyah Temanggung,” sebutnya.
Untuk relawan lainnya, saat ini tercatat 167 orang yang hadir di Sulteng sejak hari pertama kehadiran MDMC pada 30 September sampai dengan Senin kemarin. Relawan tersebut berasal dari mdmc Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tim USAR, mdmc Yogyakarta, Jawa Tengah, Pare-pare, Sulawesi Selatan Sulawesi Barat, GSJ DKI Jakarta, Kokam Kalimantan Timur, Kokam Sulawesi Selatan, IMM Luwuk, mdmc Gorontalo, Garut, LAZISMU Parepare mdmc Sulawesi Utara Kalimantan Utara, MDMC Luwuk, Sulawesi Tenggara, Aceh dan relawan lokal Kota Palu, dan Parigi Moutong.
Sementara itu, tim Lembaga Penanggulangan Bencana atau Muhammadiyah Disaster Manajemen Centre (MDMC), kembali menambah dua lagi Pos Pelayanan (Posyan) dari total Posyan yang sudah ada sebelumnya. Dua Posyan yang ditambah, yakni Posyan Labuan Bajo dan Donggala Kodi.
Koordinator MDMC PP Muhammadiyah, Faruq, menjelaskan penambahan dua Posyan tersebut, melihat urgensi berdasarkan hasil assessment dan masukan Pimpinan Daerah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulteng. Untuk Posyan Donggala Kodi, akan melayani pengungsi yang merupakan korban dari Balaroa, Kelurahan Lere dan sekitarnya, yang rumahnya hilang atau rusak parah. Sedangkan Posyan Labuan Bajo, untuk melayani pengungsi dari Kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa yang rumahnya rusak akibat tsunami.
“Untuk Posyan Donggala Kodi, insya Allah besok (hari ini, red), akan datang tim medis yang akan kita tempatkan di Donggala Kodi. Sedangkan Posyan Labuan Bajo, telah membuka pelayanan sejak hari ini (kemarin, red),” ungkap Faruq.
Dari hasil assessment sementara, diperoleh data bahwa umumnya warga Labuan Bajo yang rumahnya rusak akibat tsunami mengungsi di kawasan pekuburan China Kota Donggala. Tercatat 241 Kepala Keluarga (KK) dan 905 jiwa yang ada di kawasan tersebut.
“Kita buka Posyan di tempat itu, karena belum ada lembaga atau relawan yang secara khusus melakukan pendampingan. Yang ada, bantuan yang datang sifatnya sporadic dari beberapa lembaga maupun individual. Insya Allah MDMC akan hadir di Labuan Bajo, untuk memberikan layanan bantuan logistic, bantuan medis, psikososial dan hunian sementara. Di Labuan Bajo akan kita tempatkan 8 relawan, di antaranya ada dokter, perawat, tenaga psikososial, dan tenaga assessment,” tandasnya.[ AW]