JAKARTA, (Panjimas.com) — Pemerintah Arab Saudi menegaskan pihaknya akan melakukan aksi balasan yang lebih besar atas ancaman dan upaya pelemahan serta sanksi terhadap kerajaan Saudi, demikian pernyataan Riyadh, dilansir dari Saudi Press Agency (SPA), Ahad (14/10).
Pemerintah Saudi akan melakukan aksi balasan yang lebih besar sebagai tanggapan terhadap ancaman sanksi ekonomi, tekanan politik, atau tuduhan palsu yang akan merusak kerajaan.
“Pemerintah dan rakyatnya teguh, tidak peduli apa pun situasinya dan apa pun tekanannya,” tulias pernyataan Riyadh.
Pemerintah Saudi juga menegaskan bahwa ekonomi kerajaan memiliki peran yang besar dan vital dalam ekonomi global.
Pernyataan itu menyusul ancaman dan sanksi dari beberapa negara terhadap kerajaan yang dianggap bertanggung jawab atas hilangnya seorang wartawan berkewarganegaraan Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, sebelumnya melaporkan bahwa pada hari Sabtu (12/10), Presiden AS Donald Trump mengancam Riyadh dengan hukuman berat jika Khashoggi telah dibunuh.
Sebelumnya, Al Jazeera News Channel melaporkan bahwa wartawan Saudi, Jamal Khashoggi, memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen yang menyatakan bahwa dia menceraikan mantan istrinya. Sejak saat itu Khashoggi tidak pernah terlihat lagi.
Sumber-sumber Turki mengatakan kepada media bahwa mereka yakin jurnalis dan kritikus Saudi itu tewas di dalam konsulat dalam apa yang mereka gambarkan sebagai “pembunuhan terencana”.
Para pejabat Saudi telah membantah tuduhan tersebut dan bersikeras bahwa Khashoggi meninggalkan gedung tersebut sebelum dinyatakan hilang.[IZ]