PALU (Panjimas.com) – Pemerintah jangan main-main, seriuslah tangani bencana alam yang terjadi di Palu. Ini adalah masalah kemanusiaan yang besar yang harus diselesaikan secara bersama-sama.
Demikian seruan dan ajakan Ketua Dewan Syuro Wahdah Islamiyah, Ustaz Muhammad Ikhwan Jalil saat ditemui di Posko Induk Lazis Wahdah di SDIT Qurrota ‘Ayun, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (24/10/2018).
“Peristiwa gempa dan tsunami di Palu menjadi sarana kita untuk belajar, sekalgus kembali mendekatkan diri kepada Allah. Satu hal, jauhnya tuntunan syariat bisa mendatangkan kesengsaraan. Sudah saatnya kita bertobat, tidak ada lagi kesyirikan dan mendukung kemaksiatan,” pesar ustaz Ikhwan, yang juga Koordinator Umum WI Peduli Gempa Palu
Begitu pula dengan Pemerintah Daerah agar tanggap mengatasi masalah warganya yang tertimba musibah bencana. Peran pemerintah disini diharapkan memfasilitasi hal-hal yang sifatnya regulasi.
Sementara itu tim Wahdah Peduli, yang merupakan gabungan dari seluruh elemen Wahdah Islamiyah berupaya membantu semaksimal mungkin. “Sejak hari pertama, DPD Wahdah Islamiyah yang berada di kota Palu sudah terjun memberikan bantuan logistik, medis, evakuasi korban yang berjatuhan, hingga trauma healing,” kata Ustaz Ikhwan.
Yang jelas, hampir semua kebutuhan dibutuhkan, mulai dari makanan, minuman, kebutuhan khusus wanita, MCK dan sbagainya. Tim Wahdah Peduli sendiri telah mengutus 17 tenaga medis dan tanggap darurat.
“Sejak pagi, kami tembus ke Palu, melalui kota Poso. Disaat kendaraan roda empat tidak bisa tembus, kami gunakan motor yang dipimpin seorang dokter. Selain itu kamijuga melakukan evakuasi dan bantuan darurat lewat pesawat Hercules,” ungkapnya.
Di hari ketiga pasca bencana, tim Wahda Peduli melakukan kegiatan bersih-bersih di RS Undata, Palu. Ketika itu rumah sakit tersebut dalam kondisi yang sangat prihatin, dengan mayat tergeletak begitu saja, dokter tak bisa melakukan tugasnya dengan baik, sisa genangan tsunami dan potongan tubuh mayat korban.
“Alhamdulillah, dalam satu hari, bersih-bersih rumah sakit bisa diselesaikan oleh tim kami. Padahal, sebelumnya rumah sakit itu tidak bisa beroperasi. Setekah dibersihkan, dokter dan para medis mulai bisa memberi pelayanan dengan baik. Prof. dr Idrus Patrusi, yang merupakan mantan Rektor Universitas Hasanuddin, yang juga ahli bedah Ortopedi pun datang ke mengomandoi para medis dalam memberikan pelayanan kesehatan.”
Saat ini, Wahdah Peduli fokus memberikan bantuan sembako dan pelayanan medis. Mengingat sudah ada korban dan relawan yang terserang penyakit flu dan gatal-gatal. Setidaknya, ada 100 pasien setiap harinya untuk diberikan pelayanan medis. “Belum lama ini, ada pertemuan antar NGO, untuk membahas pembangunan shalater. Namun, kami masih menunggu keputusan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Gubernur Sulawesi Tengah.
Satu hal yang membanggakan, ada kesadaran umat Islam, terutama kaum ibu dan remaja muslimahnya yang minta jilbab, mukena, buku iqra. “Kami upayakan untuk memenuhi kebutuhannya. Termasuk upaya untuk dibangunkan komplek shalter bagi korban gempa dan tsunami. Kami sudah siapkan lahannnya. Tinggal kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Yang jelas, rocovery gempa Palu membutukan waktu tahunan,” papar Ustaz Ikhwan. (des)