SOLO, (Panjimas.com) — Setelah kerusuhan di Rutan Mako Brimob pada awal Mei tahun ini 2018, sejumlah narapidana yang tersangkut kasus terorisme dipindahkan ke berbagai Lembaga Pemasyarakatan (LP), terutama di Nusakambangan dan Gunung Sindur Bogor.
Kerusuhan itu sendiri menewaskan paling tidak lima polisi dan satu narapidana yang tersangkut kasus terorisme.
Setelah kerusuhan tersebut, seluruh narapidana yang tersangkut kasus terorisme dipindahkan dari Rutan Mako Brimob ke Nusakambangan. Kemudian, sebagian lagi dipindah dari Nusakambangan ke LP Gunung Sindur di Bogor.
Setelah pemindahan itulah, beberapa narapidana yang tersangkut kasus terorisme dikabarkan mulai jatuh sakit. Beberapa sakit parah dan kemudian meninggal dunia. Terhitung dalam empat bulan terakhir, ada empat narapidana yang tersangkut kasus terorisme meninggal dunia didalam penjara, meski sempat dibawa ke rumah sakit.
Karena kejadian itulah, Tim Advokat Reaksi Cepat (TARC) yang berbasis di Soloraya, pada Senin siang (15/10/2018) menggelar jumpa pers terkait kematian-kematian para narapidana tersebut.
TARC menyebut tiga narapidana kasus terorisme yang meninggal dunia ialah Muhammad Basri yang meninggal pada 7 Juli 2018. Kemudian Irsyad alias Ican pada 12 Agustus 2018 dan Winduro pada 22 September 2018. Sedangkan yang terbaru adalah Agus Tri Mulyono, narapidana kasus terorisme asal Surabaya ini meninggal dunia pada Jumat, 12 Oktober 2018 lalu.
Humas Tim Advokasi Reaksi Cepat (TARC), Endro Sudarsono mendesak pemerintah membentuk tim independen untuk menginvestigasi penyebab kematian mereka. Ia menduga ada keganjilan dalam kematian keempatnya.
“Kami mendesak Ketua DPR dan Presiden untuk membentuk tim pencari fakta independen, profesional dan kompeten mengungkap penyebab kematian mereka,” kata Endro Sudarsono.
TARC tidak begitu saja percaya dengan diagnosa yang menyebutkan para narapidana kasus terorisme itu meninggal karena sakit yang mereka derita.
“Memang mungkin saja sakit paru-paru, sesak napas, gagal jantung. Tapi yang kita khawatirkan penyebab utamanya karena mungkin luka, ditembak, atau jeratan,” tambah Endro.[ZK]