PALU (Panjimas.com) – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bekerjasama dengan TNI menggelar pengobatan massal di Lapangan Vatulemo, Balaikota Palu, Sulawesi Tengah.
Kegiatan ini digelar, guna membantu para pengungsi korban gempa, tsunami dan likuifaksi, dari sisi kesehatan. Mengingat saat ini sudah mulai turun hujan, sementara pengungsi di Lapangan Vatulemo cukup banyak.
“Tim kesehatan TNI selain mengurai pos-pos pengungsi yang terisolir, kemudian di dalam kota kita menyisir, memetakan, mana tempat-tempat pengungsian yang memerlukan pelayanan kesehatan. Kami di sini bekerjasama dengan tim kesehatan gabungan TNI, tim kesehatan reproduksi, tim sukarelawan MDMC, Bee relief dan Dompet Dhuafa,” kata Letkol Laut drg. Ketut Triwanto, selaku koordinator kegiatan, pada hari Sabtu (13/10/2018).
Sementara itu, Ketua Tim Medis MDMC yang bertugas di lapangan, dr. Dien Kalbu Ady, menyampaikan ada tiga orang personil yang turun dalam kegiatan, terdiri dari satu orang dokter umum dan dua orang perawat.
Adapun total pasien yang ditangani adalah 36 pasien, dengan rincian sembilan orang balita, satu orang anak-anak, satu orang remaja, 21 orang dewasa dan empat orang Lansia.
“Untuk penyakit yang terbanyak di sini, pertama adalah ISPA, yang kedua osteoarthritis dan juga banyak ibu hamil yang berobat ke sini,” kata dr. Dien Kalbu Ady pada kesempatan yang sama.
Tim medis MDMC juga melakukan penindakan terhadap salah seorang pasien mengalami infeksi di jari tangan, lantaran terluka tertimpa reruntuhan saat gempa.
“Ada satu pasien tadi yang perlu kita lakukan tindakan naegele extraction dan medikasi kerena ibu itu mengalami infeksi di jari tangan karena terkena reruntuhan gempa,” tuturnya.
Selain itu, tim medis MDMC juga melakukan kunjungan ke tenda-tenda pengungsian, untuk memberikan pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan penyuluhan kepad para pengungsi.
Usai mendapat pengobatan, sejumlah pasien menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim medis MDMC, yang telah membantu.
“Selama ini saya mengungsi 13 hari, tidak pernah tidur enak, menangis terus karena sakitnya. Saya diobati dokter Muhammadiyah sudah lebih baik. Terima kasih banyak, mudah-mudahan saya sehat,” tutur Ibu Katin dengan mata berkaca-kaca.
Ibu Katin yang selama ini mengungsi mengaku belum pernah mendapat pengobatan yang baik dan tuntas seperti yang dilakukan tim dokter MDMC. Usai diobati, Ibu Katin berharap bisa lepas pulih, bangkit dari keterpurukan di pengungsian, karena salama dirinya sakit, tak bisa berdagang nasi kuning, untuk menafkahi anak cucunya.
Kegiatan pengobatan massal yang dilakukan sejak pukul 09.00 WITA berakhir pada pukul 13.00 WITA. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan lancara hingga usai. [AW]