TANGERANG (Panjimas.com) – Warga kampung Picung, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang sudah 7 tahun (sejak tahun 2011) mandi pakai air limbah di pemukiman mereka. Akibatnya, warga menderita penyakit kulit berupa gatal-gatal dan koreng.
Robiah (36), warga setempat menerangkan, aktivitas gudang kimia yang berada di tengah permukiman warga itu, diduga membuat air tanah tercemar. Hal itu, dibuktikan dengan perubahan warna dan aroma air sumur yang sehari-hari digunakan warga.
“Air tanah kami menjadi tercemar, warnaya berubah kuning, baunya dan rasanya juga berbeda. Ini menyebabkan warga menderita penyakit kulit,” kata dia, Jumat (12/10).
Terlihat, air tanah milik sejumlah warga di sekitar bekas gudang kimia itu, bewarna kuning keemasan, selain berwarna, air tersebut juga memiliki bau aneh.
“Ini airnya kalau kena kulit pertama gatal, terus panas dan gak lama langsung merah-merah,” cetus Robiah.
Menurutnya, warga terpaksa menggunakan air kuning tersebut, lantaran tak punya pilihan, selain membeli air bersih jika sedang memiliki uang lebih.
“Kita juga terpaksa pakai air ini untuk mencuci bahkan terkadang untuk mandi. Tapi, kalau untuk makan dan minum itu pakai air beli, air galon,” terang dia.
Dipastikan warga setempat, penyakit kulit sudah berlangsung selama 7 tahun terakhir. Pihaknya juga mengeluh, karena belum mendapat perhatian serius pemerintah setempat.
“Kita sudah lapor ke pemerintah tapi sampai saat ini belum ada hasil apa-apa. Kami masih gunakan air kuning ini untuk sehari-hari. Terkadang ada juga pabrik yang kasih kita air bersih tapi ya, enggak rutin juga,” katanya.
Warga berharap, Pemkab Tangerang memberi perhatian lebih kepada warga, untuk penyediaan air bersih. “Air itukan kebutuhan pokok, semua-semua aktivitas manusia butuh air, harapan kami pemerintah mau memberikan solusi kebutuhan air bagi kami,” ucap ibu dua anak ini.