BEKASI, (Panjimas.com) – Setelah hampir puluhan tahun melakukan kegiatan perekrutan dan membuat organisasi terselubung dengan mengajarkan ibadah dan ritual lainnya yang berbeda dengan ajaran Islam. Sebuah organisasi pergerakan yang memiliki banyak keganjilan dan keanehan itu akhirnya terungkap ke permukaan.
Ajaran itu bernama Jamaah Nubuwah atau Sangga Buana yang pimpinannya bernama Epen Jahruddin (43) yang berasal dari Sukabumi. Epen mengaku jika dirinya adalah seorang rasul atau Imam Mahdi.
Informasi ini terbongkar ketika Panjimas dihubungi oleh Sum (39) seorang warga yang tinggal di daerah Kabupaten Bekasi, salah seorang mantan pengikut gerakan itu sekaligus bekas petinggi (orang penting) dari jamaah Sangga Buana.
Sum menyampaikan bahwa selama kurang lebih sepuluh tahun lebih dia mengikuti ajaran dari Epen Jahruddin banyak hal yang aneh dan ganjil dari aliran tersebut.
“Awal mulanya adalah saya mengikuti beberapa organisasi pergerakan bawah tanah dari organisasi NII KW9 selama berapa puluh tahun. Setelah gerakan NII bubar dan pecah menjadi beberapa kelompok kelompok kecil. Maka orang yang bernama Epen ini lalu membikin organisasi baru dengan mengambil konsep nubuwah (kenabian) yang konsep dan manhaj nya dibuat dari tahun 2004 s/d 2009. Nah di tahun 2011 lah, Epen ini pun mendeklarasikan diri sebagai Rasul atau Nabi,” tutur Sum kepada Panjimas pada Kamis (11/10).
Adapun awal mula pemimpin gerakan ini, yakni Epen Jahruddin mendapatkan wahyu kerasulan pertama kali adalah saat dirinya itu banyak melakukan ibadah puasa selama 99 hari lamanya. Dimulai dari tanggal 1 Muharram selama tiga bulan lamanya.
Kemudian Epen ini tiba tiba mengaku mendapat wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril, di kaki Gunung Sangga Buana, daerah Karawang, Jawa Barat. Nah maka sejak saat itulah lahirnya nama Nubuwahnya, Sangga Buana, dengan memakai gelar Kerasulan Syaikh Qudratillah Sangga Buana Imam Mahdi Hamdan Maghribi Ibnu Ubaidillah, nama lengkapnya.
“Nah Epen ini juga mengaku kalau nama tersebut merupakan nama pemberian dari Allah Swt. Sekaligus dia mengaku sebagai Rasul penutup akhir zaman. Namun kalau secara syariat sih memang terlihat tidak ada perbedaannya dengan ajaran Islam pada umumnya, baik secara rukun iman dan Islam,” kata Sum.
Tapi di dalam konteks kalimat syahadat yang diajarkannya itu adalah nama ‘Muhammada Rasulullah’ itu disandingkan dan dimasukan kepada dirinya. Alasannya karena Muhammad Saw itu sudah tidak ada lagi dan dirinya yang menggantikan tugas tersebut saat ini.
Untuk jumlah pengikut dari gerakan Nubuwah ini jamaahnya diperkirakan ada lebih dari 1000 orang, yang tersebar di beberapa daerah dan dibeberapa kota. Aliran Gerakan ini juga memakai sistem inti sel. Dimana masing-masing orang dalam satu kelompok (sekitar 5 orang) tidak pernah mengenal jamaah lainnya yang ada di kelompok selain kelompoknya. Sel satu tidak pernah tau sel sel lainnya.
Namun karena dirinya (Sum) termasuk orang paling lama dan berpengaruh di organisasi tersebut. Maka dirinya bisa mengetahui jika organisasi sesat ini ada dan berdiri di banyak wilayah di Indonesia.
Menurut penuturan Sum basis organisasi ini ada di Bekasi, Purbalingga, Puwokerto, Banjarnegara, Brebes, Sragen, Solo, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera Barat, Lampung dan juga di Jambi.
Biasanya satu kelompok itu berjumlah sekitar 5-6 orang dan mereka berkumpul dalam kelompoknya tersebut secara tersembunyi dan tidak diketahui oleh masyarakat sekitarnya.
“Awal mulanya gerakan ini memiliki pusat kegiatan di Karawang, namun kemudian berpindah (karena sebagian sudah diketahui warga dan membuat resah) maka lantas kami berpindah ke daerah Cikarang dan sekali lagi kita semua para pengikutnya diminta untuk merahasiakan organisasi ini,” pungkasnya. [ES]