JAKARTA (Panjimas.com) – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengatakan krisis telur nasional akan terjadi jika pakan jagung untuk ayam petelur sulit dan mahal.
“Rangkaian dampak dari sulit dan mahalnya pakan jagung, bila terus berlangsung maka bukan tak mungkin akan berujung pada luluhlantaknya peternakan ayam petelur rakyat, meningkatnya pengangguran di desa sentra peternakan, dan krisis telur nasional,” kata Fadli Zon dalam akun Twitter miliknya @fadlizon, pada Jum’at (12/10).
Menurut Fadli, sulit dan mahalnya harga pakan jagung membuat para peternak ayam petelur rakyat di Blitar terpaksa melakukan apkir dini ayam ternaknya.
“Ini menjadi reaksi awal untuk mengurangi kerugian yg semakin dalam dan untuk bertahan hidup,” terang Fadli seperti dikutip Panjimas.com.
Apkir dini menjadi reaksi logis dan natural menghadapi kesulitan pakan dan kerugian yang terus mendera peternak ayam petelur.
“Mereka bertahan hidup tdk gulung tikar saja sudah hebat dgn melihat kondisi seperti skg ini,” lanjut Fadli.
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai kondisi seperti ini bila terus berlanjut akan sangat membahayakan produksi dan tata niaga perteluran nasional.
“Pakan yg sulit dan harganya yg tak terjangkau dibarengi dgn harga telur yg anjlok menyebabkan frustasi dan keengganan untuk beternak kembali di kalangan para peternak,” ungkap Fadli.
Namun demikian, Wakil Ketua Partai Gerindra itu berpendapat apabila apkir dini terus dilakukan untuk bertahan hidup dan mengurangi kerugian, maka akan berdampak pada berkurangnya jumlah populasi ayam petelur di sentra peternakan ayam petelur rakyat.
“Berkurangnya populasi akan berdampak sejajar dengan berkurangnya produksi telur,” pungkas Fadli.
Seperti diketahui, peternah ayam petelur merugi dua kali lipat. Hal itu diakibatkan karena harga pakan naik dan nilai jual telur menurun.
“Harga jagung sudah menyentuh harga Rp5.000-Rp5.300 per kg, padahal harga acuan ditingkat petani Rp3.150 per kg dan ditingkat konsumen Rp. 4.000 per kg,” kata Fadli Zon.
Sedangkan untuk harga telur, Fadli menjelaskan berdasarkan informasi dan laporan yang diterima Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) per 9 Oktober 2018, harga telur di sentra peternakan ayam petelur rakyat di Blitar sebesar Rp.16.000-Rp.16.300 per kg.
“Harga ini jauh dibawah harga acuan farm gate Rp18.000-Rp 20.000 sbgmna hasil revisi harga yg ditetapkan Kemendag,” terang Fadli. [DP]