BOGOR, (Panjimas.com) — Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) awal pekan Oktober baru saja mengadakan pembekalan khusus bagi para kader terbaiknya yakni Ketua Umum Cabang, dan Badko se- Indonesia. Ratusan kader HMI itu secara intensif digembleng dalam program Sekolah Pimpinan Nasional (Sespimnas) yang berlangsung selama hampir sepekan (1-5/10/2018) di Kota Bogor.
Sekolah Pimpinan Nasional HMI 2018 kali ini mengusung tema “Satu Abad Indonesia, HMI Mempersiapkan Youth National Leader di Era Bonus Demografi 2020-2030”.
“Tujuan dari pelaksanaan Sekolah Pimpinan HMI ini agar kader memiliki keterampilan dan profesionalisme dalam bidang manajerial, kepemimpinan, dan keorganisasian”, ungkap Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI, Helmy Yunan Ihnaton.
Helmy Yunan menjelaskan setiap peserta dari Sekolah Pimpinan PB HMI diharapkan nantinya mampu membangun sinergisitas kerja sesuai dengan visi dan arah gerak HMI di setiap cabang dan badkonta masing-masing.
Hal lain yang perlu untuk dilakukan ialah meningkatkan kemampuan kader dalam memetakan, menganalisis, dan mengurai pokok persoalan yang ada di tengah- tengah umat. Sehingga nantinya akan muncul kebijakan yang tepat bagi organisasi khususnya dan bagi umat secara umum.
Sementara itu, Ketua Umum PB HMI, Respiratori Saddam Al-Jihad menjelaskan, bahwa bonus demografi merupakan tantangan yang dihadapi generasi milenial saat ini, sehingga dibutuhkan spirit kepemimpinan. Sehingga bonus demografi ini dapat dijadikan kekuatan guna membangun bangsa dan negara.
“Dari 10% masyarakat Indonesia yang mengenyam bangku perkuliahan, hanya 2% yang menjadi aktivis, dan terbanyak adalah HMI. Oleh karenanya HMI secara esensial berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pembangunan manusia, salah satunya dengan cara mendelegasikan calon pemimpin masa depan Indonesia”, ujar Saddam.
Saddam menilai keberadaan program ini sebgai modal sosial atau social capital bagi penguatan nilai-nilai persaudaraan di tubuh HMI. Sehingga semakin mudah dalam melakukan sinergisitas gagasan dari tingkat PB hingga ke cabang masing-masing. Hal lain yang sebaiknya menjadi penekanan ialah menerjemahkan visi Youth Government dalam memberikan solusi terhadap kehidupan politik kenegaraan.
“Aktualisasi dari tujuan HMI harus mulai nyata dirasakan masyarakat, artinya HMI mulai masuk dalam kebijakan mikro yang riil bukan lagi hanya menyinggung soal isu makro dalam dialektika kebangsaan dan kenegaraan”, tandas Saddam.[IZ]