KUALA LUMPUR, (Panjimas.com) — Kementerian Komunikasi dan Multimedia Malaysia (KKMM) saat ini tengah mengembangkan ID digital nasional sebagai program kepercayaan di dunia maya (platform of trust in cyberspace).
“Rencana untuk ID digital nasional sedang diformulasikan. ID digital ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan MyKad (KTP Malaysia) juga tidak wajib untuk semua orang,” ujar Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia, Gobind Singh saat berbicara di Malaysiakini eCommerce and Entrepreneurship Summit di Kuala Lumpur, Kamis (11/10).
Singh mengatakan ID digital nasional dimaksudkan untuk menyediakan platform kepercayaan yang dapat diverifikasi.
“Biarkan saya memberi Anda sebuah contoh. Ketika seseorang mendaftar untuk keanggotaan organisasi tertentu, lebih sering daripada tidak organisasi akan meminta fotokopi/gambar dari MyKad Anda. Itu bukan contoh kepercayaan atau itu `diverifikasi`,” pungkasnya.
Sebagai perbandingan, ujarnya, inilah yang bisa ditawarkan oleh ID digital nasional.
“Anda dapat mengajukan permohonan untuk menjadi anggota organisasi tersebut dengan mendaftarkan aplikasi anda menggunakan ID digital nasional. Ini akan menjadi platform terpercaya dan dapat diverifikasi,” tukasnya.
Dia mengatakan ID digital nasional memiliki banyak manfaat dan akan menjadi platform yang integral dan penting untuk inisiatif pemerintah digital yang pernah diumumkan pada konferensi “Malaysia: A New Dawn” pada 9 Oktober 2018.
“Contoh lain adalah pemerintah atau lembaga dapat mengirimkan subsidi yang ditargetkan secara efisien melalui akun eWallet yang telah terdaftar menggunakan ID digital nasional,” tandasnya, dikutip dari Antara KL.
Gobind mengatakan pertemuan kali ini untuk mempelajari dan mendorong pertumbuhan eCommerce.
“ID digital nasional akan memungkinkan transaksi eCommerce terpercaya yakni penjual dan pembeli diverifikasi menggunakan sistem ID digital nasional yang aman, sehingga menghilangkan unsur penipuan dan kecurangan,” paparnya.
Dia mengatakan tidak ada keraguan dalam pikiran siapa pun bahwa eCommerce adalah batu loncatan penting dan penting untuk “pembuktian di masa depan” bisnis yang ada saat ini membuka akses pasar ke seluruh dunia.
“Tujuan dari KTT ini adalah untuk menumbuhkan dan membina generasi wirausaha muda berbakat dan bersemangat yang dapat membawa inovasi baru dan mengubah lanskap eCommerce Malaysia,” jelasnya.
Dia mengatakan interkonektivitas yang diberikan oleh internet memungkinkan bahkan vendor terkecil (termasuk mereka yang menjual paruh waktu sebagai hobi) untuk memanfaatkan ekosistem raksasa global seperti Alibaba.com dan eBay, dan pahlawan rumahan.
Di pihak pemerintah, ujarnya, banyak kementerian dan lembaga seperti MDEC siap membantu para pengusaha memulai dan berkembang dalam perjalanan eCommerce mereka.
“Pemerintah secara aktif berkolaborasi dengan sektor swasta, yang paling jelas adalah Zona Perdagangan Bebas Digital Malaysia (DFTZ). Ini adalah pusat pemberdayaan ekonomi digital global dan bertujuan untuk menyederhanakan transaksi lintas batas dan logistik serta menyediakan platform pertumbuhan yang cepat untuk perusahaan bisnis eCommerce dari semua ukuran, terutama UKM,” cetusnya.
Hadir pada kesempatan tersebut CEO Malaysiakini, Premesh Chandran, Direktur Alibaba.com, Global B2B Department, Jaycee Lam,
CEO MaGIC, Ashran Dato Ghazi, CEO Malaysian Export Academy, Dr. Abdul Kabur Ibrahim, CEO Panpages Trinity, Christopher Ng, CEO MDEC, Datuk Yasmin Mahmood, Direktur SITEC, Goh Boon Pheng dan Sekretaris Aliansi Internet Alliance dan Founder of CARI Internet, Liew Chew Keat.[IZ]