JAKARTA (Panjimas.com) – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengatakan, peternah ayam petelur merugi dua kali lipat. Hal itu diakibatkan karena harga pakan naik dan nilai jual telur menurun.
“Harga jagung sudah menyentuh harga Rp5.000-Rp5.300 per kg, padahal harga acuan ditingkat petani Rp3.150 per kg dan ditingkat konsumen Rp. 4.000 per kg,” kata Fadli Zon dalam akun Twitter miliknya @fadlizon, pada Jum’at (12/10).
Walaupun dengan harga tersebut, tutur Fadli, pasokan jagung juga minim. “Padahal komponen utama pakan ayam petelur adlh jagung.”
Sedangkan untuk harga telur, Fadli menjelaskan berdasarkan informasi dan laporan yang diterima Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) per 9 Oktober 2018, harga telur di sentra peternakan ayam petelur rakyat di Blitar sebesar Rp.16.000-Rp.16.300 per kg.
“Harga ini jauh dibawah harga acuan farm gate Rp18.000-Rp 20.000 sbgmna hasil revisi harga yg ditetapkan Kemendag,” terang Fadli.
Oleh karenanya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan peternak ayam petelur merugi dua kali lipat.
“Ibarat sudah jatuh babak belur, tertimpa tangga pula,” tulis Fadli.
Fadli Zon menduga sulitnya ketersediaan jagung dan tingginya harga pakan ayam petelur tersebut disebabkan karena pabrik pakan.
“Dari informasi di lapangan, bbrp sentra pertanian jagung di Jawa Timur mmg sdg panen, seperti di Tuban, Nganjuk, dan Trenggalek. Namun hasil panen tsb tak dapat dirasakan para peternak ayam petelur di Blitar dan sekitarnya krn sudah diserap feed mill,” terang Fadli.
“Jadi hasil panen langsung diambil feed mill krn sebelumnya sudah ada kontrak pembelian dgn petani. Para peternak ayam petelur rakyat yg juga kemampuan (secara kuantitas dan keuangan) membeli jagung kecil, tdk kebagian,” tambah Fadli.
Akibatnya, kondisi para peternak kini sangat mengkhawatirkan dan sangat berbahaya. [DP]