JAKARTA (Panjimas.com) — Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola merespons ucapan Ali Mochtar Ngabalin yang menyoroti Longki dalam kapasitasnya sebagai kader Gerindra, yang tak hadir di tengah masyarakat saat warga Palu membutuhkan kehadirannya.
Sebelumnya Ngabalin mengatakan, “Apa Ahmad Muzani (Sekretaris Jenderal Partai Gerindra) lupa? Yang dibutuhkan itu juga motivasi kalian kepada Gubernurnya yang orang Gerindra itu. Dia itu Ketua Gerindra Sulawesi Tengah. Jangan Pasif dalam situasi seperti itu,” kata Ngabalin yang merupakan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan seperti dikutip dari detikcom, Minggu (7/10).
Longki mempertanyakan pernyataan Ngabalin tersebut. Ia menyebut Ngabalin sebagai sosok yang suka mengibul alias berbohong lewat pernyataannya yang hanya membentuk opini di tengah masyarakat. “Ngabalin tidak tahu tentang proses dan mekanisme tentang penanganan bencana. Makanya saya bilang dia ngibulin, hanya membentuk opini,” ujarnya.
Longki mengaku sangat tersinggung dengan pernyataan Ngabalin yang menyebut dirinya sebagai kader Gerindra. Dia mempertanyakan maksud Ngabalin membawa masalah penanganan gempa dan tsunami di Sulteng ke ranah politik.
“Terus terang ini yang saya sangat tersinggung, apa maksudnya dia menyebutkan itu kader Gerindra? kenapa harus dibawa ke politik? apa itu maksudnya? Jangan dibawa, ini tidak ada urusannya dengan politik, ini saya urus warga saya,” tuturnya.
Pemerintah telah bersepakat tidak menjadikan gempa Palu berstatus bencana nasional. Lepas dari itu, Presiden Jokowi tetap membuka pintu luar negeri untuk turut memberi bantuan.
Dia juga mempersilakan Presiden Joko Widodo untuk mengambil alih penanganan ke tingkat nasional dan tidak melibatkan dirinya sebagai kader Partai Gerindra, bila ingin menyeret penanganan bencana gempa dan tsunami di Sulteng ke ranah politik.
“Kalau memang saya itu di bawah kader politik, sekarang ini saya minta Pak Jokowi ambil kasus bencana ini secara nasional. Jangan libatkan saya sebagai orang Gerindra,” kata Longki dengan nada geram di kantornya kepada wartawan di Palu, Sulteng pada Senin (8/10). (des)