YOGYAKARTA, (Panjimas.com) — Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin juga mengingatkan kepada para kader bahwa tantangan dakwah di era milenial ini sangat besar diantaranya keberadaan thagut-thagut yang bisa saja merusak, mengganggu sistem dakwah Muhammadiyah. Hal ini disampaikannya dihadapan ribuan kader Muhammadiyah peserta Tabligh Akbar Muhammadiyah Jogja Expo (MJE), pada Jum’at (05/10) malam.
Menurut Din Syamsudin, diantara thagut-thagut itu ialah thagut ekonomi yang nantinya akan melahirkan kekerasan kapital atau capital violence. Sementara itu dalam hal kekuasaan politik akan memunculkan state violence.
Lebih lanjut Din menuturkan, kedua kekerasan ini memiliki dampak yang lebih berbahaya daripada kekerasan fisik yang sering didengar oleh kita semua.
“Thagut itu bisa dalam bentuk thagut politik dengan pemerintahan yang dzalim, diktator, dan otoriter, yang menghalalkan segala cara, baik untuk berkuasa atau mempertahankan kekuasaan”, paparnya.
“Sementara thagut ekonomi, mereka kaum kapitalis, kaum pemodal, penguasa, konglomerat, yang kemudian mengumpulkan harta, dengan harta bendanya mereka melakukan kekerasan” jelasnya.
Ia pun menyambut positif perhelatan “Muhammadiyah Jogja Expo (MJE)” yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY pada tanggal 5 hingga 7 Oktober 2018 di Gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Din Syamsudin menegaskan, penyelenggaraan MJE merupakan langkah tepat Muhammadiyah dalam melakukan pemberdayaan kepada segenap cabang, ranting, maupun amal usaha yang ada di Muhammadiyah. Menurutnya, kegiatan seperti MJE ini seharusnya bisa dijadikan kegiatan rutin tahunan maupun dwi tahunan.
“MJE adalah salah satu bentuk kesiapan warga Muhammadiyah dalam menyambut era milenial dengan membungkus dakwah dengan cara yang baru,” tutur Din Syamsudin.
Tujuan Bermuhammadiyah
Din Syamsudin menyerukan kepada segenap warga Muhammadiyah bahwa tiada niatan lain untuk bermuhammadiyah selain libtigooi mardhatillah atau mencari keridhoan Allah.
“Dan sesungguhnya tujuan kita berjuang di Muhammadiyah adalah untuk li ‘izzil islam wal muslimin atau kemuliaan islam dan ummatnya khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkas Din Syamsudin, saat mengisi Tabligh Akbar Muhammadiyah Jogja Expo 2018, di Gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (05/10).
Selain itu, Din turut menyampaikan, bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dewasa ini mendapat tantangan yang besar, terlebih tantangan dari segi politik.
Oleh karena itu, Din mengimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah agar menjadi ummatan wasathan atau ummat penegah yang tetap memiliki karakteristik kemandirian dalam berpolitik.
“Kemandirian Muhammadiyah dalam perihal kekuasaaan perlu dikembangkan, terlebih ditengah kehidupan masyarakat berpolitik saat ini,” tandasnya.[IZ]