YOGYAKARTA, (Panjimas.com) — Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin mengingatkan perlunya pembaharuan dalam kegiatan dakwah tanwir atau pencerahan di tubuh Muhammadiyah. Khususnya, dakwah di era milenial kepada generasi milenial yang harus disesuaikan dengan kecenderungan milenial.
Din Syamsudin mengingatkan kembali sejarah kelahiran Muhammadiyah. Muhammadiyah lahir sebagai gerakan tanwir yang membawa pencerahan bagi umat dan bangsa. Era milenial ialah era terbukanya akses informasi dengan mudah, selain itu generasi milenial memiliki kecenderungan untuk selalu terhubung dengan orang lain.
“Era milenial yang serba terbuka, serba praktis, sangat mengandalkan teknologi informasi, dengan keanekaragaman model- model aplikasi, ada sisi positif & negatif, misal kitab-kitab hadist bisa kita dapatkan cukup dengan aplikasi, sisi negatif misal keberadaan grup WA bisa menjalin silaturahmi namun ada pula pihak yang menyalahgunakan” ujar Din Syamsudin dihadapan ribuan kader Muhammadiyah peserta Tabligh Akbar Muhammadiyah Jogja Expo (MJE), pada Jum’at (05/10) malam.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat ini juga mengingatkan kepada para kader bahwa tantangan dakwah di era milenial ini sangat besar diantaranya keberadaan thagut-thagut yang bisa saja merusak, mengganggu sistem dakwah Muhammadiyah.
Ia pun menyambut positif perhelatan “Muhammadiyah Jogja Expo (MJE)” yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY pada tanggal 5 hingga 7 Oktober 2018 di Gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Din Syamsudin menegaskan, penyelenggaraan MJE merupakan langkah tepat Muhammadiyah dalam melakukan pemberdayaan kepada segenap cabang, ranting, maupun amal usaha yang ada di Muhammadiyah. Menurutnya, kegiatan seperti MJE ini seharusnya bisa dijadikan kegiatan rutin tahunan maupun dwi tahunan.
“MJE adalah salah satu bentuk kesiapan warga Muhammadiyah dalam menyambut era milenial dengan membungkus dakwah dengan cara yang baru,” tutur Din Syamsudin.
Tujuan Bermuhammadiyah
Din Syamsudin menyerukan kepada segenap warga Muhammadiyah bahwa tiada niatan lain untuk bermuhammadiyah selain libtigooi mardhatillah atau mencari keridhoan Allah.
“Dan sesungguhnya tujuan kita berjuang di Muhammadiyah adalah untuk li ‘izzil islam wal muslimin atau kemuliaan islam dan ummatnya khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkas Din Syamsudin, saat mengisi Tabligh Akbar Muhammadiyah Jogja Expo 2018, di Gedung Sportarium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (05/10).
Selain itu, Din turut menyampaikan, bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dewasa ini mendapat tantangan yang besar, terlebih tantangan dari segi politik.
Oleh karena itu, Din mengimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah agar menjadi ummatan wasathan atau ummat penegah yang tetap memiliki karakteristik kemandirian dalam berpolitik.
“Kemandirian Muhammadiyah dalam perihal kekuasaaan perlu dikembangkan, terlebih ditengah kehidupan masyarakat berpolitik saat ini,” tandasnya.[IZ]