ADEN, (Panjimas.com) — Milisi Syiah Houthi Yaman baru-baru ini menangkap sejumlah warga di Sana’a, Sabtu (06/10), menyusul aksi unjuk rasa memprotes kesulitan ekonomi.
Penduduk Sana’a mengatakan bahwa puluhan orang ditangkap, termasuk 16 mahasiswa perempuan, dikutip dari Reuters.
Mahasiswa tersebut dibebaskan pada penghujung hari sesudah menandatangani janji tidak ikut berunjuk rasa lagi, tutur salah satu dari mereka, yang meminta tidak disebutkan namanya karena takut akan adanya aksi balasan.
Ia menyatakan wanita simpatisan Houthi menyerang mereka dengan tongkat listrik dan tongkat, didukung kelompok bersenjata, demikian menurut laporan Reuters.
“Mereka memukuli saya hingga saya jatuh dan punggung saya disengat listrik ketika saya berdiri lagi. Saya tidak bisa bergerak ketika mereka membawa saya ke kantor polisi,” jelasnya.
“Petugas keamanan di ibukota itu menahan sejumlah tentara bayaran, yang ditugasi penyerbu untuk menanamkan desas-desus dan mengganggu ketenangan umum,” tulis kantor berita Saba, yang dikendalikan Houthi.
Kenaikan harga membuat beberapa bahan pokok di luar jangkauan banyak warga Yaman dan bank sentral berjuang membayar gaji pegawai negeri, yang banyak bergantung, sementara cadangan devisa negara terus berkurang.
Konflik Yaman telah menimbulkan krisis kemanusiaan di negara yang berpenduduk 28 juta jiwa itu, 8,4 juta orang diantaranya diyakini berada di ambang kelaparan dan 22 juta sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Yaman yang kini menjadi negara miskin, tetap berada dalam keadaan kacau sejak tahun 2014, ketika milisi Syiah Houthi dan sekutunya menguasai ibukota Sanaa dan bagian-bagian lain negara ini.
Sejak Maret 2015, koalisi internasional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah menuding Kerajaan Saudi terlibat kejahatan perang sebagai akibat dari kampanye pengebomannya yang dapat dianggap sembarangan dan menyebabkan kerusakan berlebihan pada negara tersebut termasuk jumlah korban tewas yang cukup tinggi.
Menurut pejabat PBB, lebih dari 10.000 warga Yaman telah tewas akibat konflik berkepanjangan ini, sementara itu lebih dari 11 persen dari jumlah penduduk negara itu terpaksa mengungsi, sebagai akibat langsung dari pertempuran yang tak kunjung usai. Untuk diketahui, lebih dari setengah total korban adalah warga sipil. sementara 3 juta lainnya diperkirakan terpaksa mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit.[IZ]