JAKARTA, (Panjimas.com) — PBB mengumumkan pihaknya akan menyerahkan bantuan sebesar 15 juta dolar AS untuk korban gempa bumi dan tsunami di Donggala, Palu, dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Bantuan tersebut tentunya sangat dibutuhkan oleh ribuan korban yang masih kesulitan mendapatkan makanan dan air setelah enam hari usai diterpa bencana.
“Pemerintah Indonesia berpengalaman dan sangat siap dalam menangani bencana alam, tetapi kadang-kadang, seperti dengan semua negara lain, bantuan dari luar juga diperlukan,” pungkas Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat PBB Mark Lowcock, Kamis (04/10), dilansir dari Reuters.
Korban bencana masih kesulitan mendapatkan makanan, mereka mencari makanan di ladang dan kebun. Sementara itu, pemerintah Indonesia masih berjuang untuk mengatasi kekurangan air, makan, tempat tinggal, dan bahan bakar di daerah yang terkena bencana.
Pemerintah juga masih kesulitan menjakau berbagai daerah terpencil dengan populasi 1,4 juta jiwa tersebut. Daerah yang terkena bencana masih tidak memiliki pasokan listrik dan sambungan telekomunikasi pun terputus.
Kekacauan terkadang masih terjadi karena warga yang marah. Mereka menjarah toko-toko dan berkumpul di bandara kecil berebut untuk bisa segera keluar dari Palu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan korban tewas gempa dan tsunami Sulteng mencapai 1.407 jiwa.
Rincian korban tewas, yakni 1.177 di Palu, 153 orang di Donggala, 12 orang di Parigi Moutong, dan 65 orang di Sigi. Sementara itu, masih ada 113 orang yang dinyatakan hilang dan 152 orang tertimbun.
“Mengingat skala dan kompleksitas keadaan darurat ini, badan-badan dan organisasi kemanusiaan PBB bekerja sama dengan rekan-rekan pemerintah untuk memberikan bantuan untuk menyelamatkan nyawa,” ujar Lowcock.
Federasi Internasional Palang Merah Dunia mengatakan sudah menarik dana sebesar 22 juta dolar AS untuk membantu Indonesia. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump juga sudah menghubungi Presiden Indonesia Joko Widodo untuk menawarkan bantuan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert mengatakan negaranya sudah menyediakan dana awal, mengirimkan tim ahli bencana, dan berniat bekerja sama untuk membantu para korban yang membutuhkan. Pemerintah Indonesia mengatakan sudah 20 negara yang menawarkan bantuan.
Presiden Joko Widodo menyebut persediaan logistik untuk korban gempa dan tsunami di Sulteng belum maksimal. Hal itu ia ungkapkan pada kunjungan keduanya ke wilayah yang terkena bencana.
“Logistik kini sudah mulai masuk semua ke Palu, meskipun itu belum maksimal. Tapi intinya sudah masuk, BBM itu juga sebagian sudah masuk,” papar Jokowi.
Permasalahan terbesarnya pada sedikitnya peralatan berat yang dibutuhkan tim penyelamat dan BNPB untuk menjangkau tempat tempat terpencil. Selain itu masih kurangnya makan, air dan tempat tinggal sementara untuk 70 ribu orang yang mengungsi.[IZ]