MINAHASA TENGGARA (Panjimas.com) — Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara memberlakukan status siaga satu untuk mengantisipasi erupsi Gunung Soputan. Status tersebut untuk mengantisipasi dampak letusan yang mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar gunung itu.
“”Status ini diberlakukan jika terjadi letusan dengan eskalasi yang lebih besar sehingga berdampak pada kehidupan masyarakat,”kata Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap di Ratahan, Kamis (4/10).
Pemkab telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk bersiaga selama terjadi erupsi. Selain itu, semua jalur pendakian telah ditutup dengan penjagaan ketat aparat keamanan.
Bupati mengakui saat ini wilayah Minahasa Tenggara belum terdampak hujan abu. Sebab pergerakan angin ke arah barat laut menuju Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Selatan.
Pos Pantau Gunung Soputan menyampaikan terjadi luncuran lava ke arah timur laut sepanjang 2.500 meter. “Sampai pukul 19.00 Wita terjadi luncuran lava dari puncak Gunung Soputan yang diperkirakan sepanjang 2.500 meter,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Soputan Asep Saifullah di Silian, Rabu (3/10).
Dia menuturkan luncuran lava tersebut mengarah ke timur laut dari arah puncak gunung melewati jalur luncuran akibat letusan 2016. “Secara visual memang tidak terlihat secara jelas. Tapi diperkirakan melewati jalur lava pada letusan terakhir,” katanya.
Selain itu, terlihat terjadi letusan stromboli sejak pukul 18.00 Wita, dengan tinggi sekitar 450 meter dari puncak gunung. “Untuk letusan stromboli terlihat jelas dengan ketinggian letusan terus mengalami peningkatan dari 150 meter sampai 450 meter,” katanya.
Sedangkan ketinggian awan panas yang berhembus dari kepundan gunung mengalami peningkatan mencapai 6.000 meter. “Untuk hembusan awannya masih seperti sebelumnya yaitu ke arah barat laut,” ujarnya. (des/sumber : Antara)