JAKARTA, (Panjimas.com) – Ferdinandus Setu selaku Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo dalam rilis resmi meyebut bahwa foto yang beredar luas di masyarakat itu bukanlah foto saat relawan FPI datang membantu korban Gempa Palu melainkan dikatakan oleh Kominfo bahwa gambar itu adalah saat relawan FPI dalam membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi.
Namun hal ini langsung dibantah keras oleh Juru Bicara FPI, Ustadz Slamet Ma’arif yang memberikan statemen dan pernyataan sikapnya soal rilis Kominfo yang beredar itu.
Kepada Panjimas, ustadz Slamet Ma’arif mengatakan kalau para relawan kemanusiaan FPI itu memang sudah sampai di lokasi bencana gempa di hari pertama kejadian. Yakni pada hari Jumat (28/9). Kemudian selanjutnya bergilir masih ada tim berikutnya yang dalam perjalanan ke Palu.
“Bahwa tim yang dikirim dari pusat itu sebagain sudah sampai di Palu. Yang sebagian lagi masih ada di perbatasan untuk menunggu masuk ke Palu. Begitu juga tim FPI Makasar sedang berusaha masuk ke Palu,” tutur Ustadz Slamet yang juga adalah Ketua Persaudaraan Alumni 212 itu.
Lebih lanjut ustadz Slamet Ma’arif juga mengatakan bahwa setidaknya ada lebih dari 50 orang laskar FPI Palu yang sudah bergerak untuk membantu di lokasi bencana yang tersebar di kota Palu dan sekitarnya yang terkena dampak gempa termasuk juga di daerah Donggala.
Adapula fakta mengejutkan yang disampaikan oleh seorang Wartawati majalah berita terkenal di dunia yang berbasis di Inggris, Kate Lamb yang memberikan fakta menohok bahwa pernyataan Kemkominfo itu amat tidak pantas katanya dan akan menjadi fakta kuat munculnya Islamphobia di pusat pemerintahan saat ini. Alih alih merangkul dan mendukung keberadaan relawan FPI yang membantu korban di lokasi gempa justru malah menjatuhkan nama baik FPI dan HILMI. [ES]