JAKARTA (Panjimas.com) – Prabowo Subianto mengutuk aksi keji pelaku penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet, aktivis yang selama ini dikenal sebagai pembela rakyat miskin yang tertindas. Ratna dianiaya orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September lalu. Wajahnya penuh lebam, dan mengakibatkan trauma yang mendalam.
“Ini menurut kami suatu tindakan yang represif, tindakan yang di luar kepatutan, tindakan jelas pelanggaran HAM. Bahkan menurut saya tindakan pengecut, dilakukan terhadap ibu-ibu, usianya sudah 70, seorang perempuan berjuang untuk orang miskin,” kata Prabowo didampingi Amien Rais dan pimpinan Koalisi Partai di Kertanegara, Jakarta, Selasa (2/10) malam.
Prabowo mengaku kaget ketika ia dikirimi foto-foto Ratna dengan wajah babak belur. Ia menyebut kekerasan terhadap tim pemenang Prabowo-Sandi sebagai tindakan yang sangat kejam. “Saya sendiri kaget waktu tadi malam saya dikirim foto-foto beliau, kemudian baru kali ini saya jumpa beliau. Beliau sangat ketakutan, trauma, saya lihat sendiri.”
Prabowo menilai, kejadian ini merupakan persoalan serius terhadap kelangsungan demokrasi di Indonesia. Prabowo juga menyinggung kasus kekerasan lainnya yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan, Hermansyah dan Neno Warisman.
Menurut dia, kekerasan seperti ini tidak boleh terus terjadi. Untuk membahas sejumlah persoalan tersebut, Prabowo dan timnya berencana menemui Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
“Kita sangat prihatin dan saya bersama tokoh-tokoh dari badan pemenangan kita koalisi Indonesia adil dan makmur, kami berencana dalam waktu dekat minta waktu menghadap Kapolri dan pejabat lain untuk membicarkan masalah seperti ini,” jelas Ketum Gerindra itu.
Menurut Prabowo, dari perbincangannya, Ratna terlihat sangat trauma dan ketakutan. Sempat ingin menutupi kasus itu. Namun, dia minta persoalan serius ini memang harus diketahui oleh publik.
“Saya bicara sama ibu Ratna walaupun beliau dan keluarganya merasa terus terang saja ketakutan karena memang diancam terus menerus, bahkan sudah berapa hari di RS tidak mau laporan, karena sudah menyebar akhirnya saya sampaikan hal ini tidak bisa ditutupi harus dibuka ke publik,” kata Prabowo.
“Akhirnya belaiu pasrah beliau akhirnya menyampaikan pesan kepada ibu-ibu yang lain untuk tidak patah semangat, tidak surut perjuangan kita untuk keadilan demokrasi. Kita ingin demokrasi berjalan dengan baik, apapun risikonya itu harus dihormati jangan ada kekerasan, intimidasi dan sebagainya,” tutup Prabowo.
Hingga saat ini Ratna belum membuat laporan ke polisi. Ratna pun belum memberikan keterangan secara resmi karena masih trauma. (des)