JAKARTA (Panjimas.com) — Disaat Presiden Joko Widodo ingin memerangi hoaks, ironisnya Kominfo justru menyebarkan hoaks. Kominfo menyatakan foto relawan FPI yang sedang mengevakuasi korban ini bukan terkait evakuasi korban gempa Palu, Sulteng. Gambar tersebut, kata Kominfo, terkait peristiwa longsor di Sukabumi.
“Hoaks Gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7.7. Faktanya dalam gambar ini adalah relawan FPI membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi,” kata Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu lewat keterangan tertulisnya, Selasa (2/10/2018).
Gambar yang dimaksud ialah tampak ada pria yang mengenakan baju putih bertuliskan FPI di bagian pundak. Tampak pria-pria tersebut sedang mengevakuasi korban. Dalam gambar tersebut juga ada pria-pria lain yang mengenakan pakaian oranye-hitam. Kominfo menjelaskan foto tersebut terkait peristiwa longsor di Sukabumi.
Terkait hal ini, Sekretaris Dewan Penasihat DPP FPI Habib Muhsin Alatas tak ambil pusing soal pernyataan Kominfo mengenai foto yang dicap hoax tersebut. Muhsin mengatakan FPI telah mengirimkan relawan ke Sulteng yang bekerja meski tidak terekam publikasi.
“Masyarakat ini sudah cerdas, masyarakat sudah melihat sendiri kenyataan bahwa mereka mau mengatakan itu hoax, kan masyarakat merasakan langsung gimana kegiatan FPI di lapangan. Kita berjuang FPI di masyarakat atau di tempat bencana bukan mencari popularitas,” ujar Muhsin saat dikonfirmasi terpisah.
“Mau dimediakan, mau diliput, kita bukan urusan. Kita tetap bantu mereka. Kita tak ada urusan dengan receh-receh seperti itu,” ujar dia.
Dia mengatakan FPI akan terus bergerak. Dia mengatakan FPI juga tak masalah jika kerja mereka tidak terekspose. Anggota FPI terus bergerak untuk membantu korban gempa-tsunami di Sulawesi Tengah.”Sudah di atas 100 (orang). Belum lagi yang di dekat sana bergabung, yang di Makassar, Donggala, dan Palu juga gabung,” ujar dia.
Sebelumnya Presiden Jokowi meminta Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengerahkan jajarannya untuk menangkap pihak-pihak yang menyebarkan berita tidak benar alias hoaks terkait gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
“Jangan sampai muncul hoaks, berita tidak benar yang meresahkan masyarakat, tidak enak dan tidak elok,” kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
FPI Bantah Kominfo
Seperti kurang kerjaan saja Kominfo ini. Usai menebar hoax propaganda di bioskop-bioskop yang isinya Iinilah Bendungan yang dibangun oleh Jokowi”, padahal ternyata dibangun oleh SBY, Kominfo kembali menebar hoax.
Dalam pernyataan yang dilontarkan Ferdinandus Setu , Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo RI, Hoaks Gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7.7. Faktanya dalam gambar ini adalah relawan FPI membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi.
Padahal Faktanya FPI yang turun ke lapangan. FPI bahkan sudah terjun langsung ke lokasi gempa bumi dan tsunami di Balaroa, Kampung Lere, Donggala, Palu dan wilayah lainnya. “Dokumentasi berita, foto dan videonya ada dan lengkap. Apa perlu diumumkan disini alamatnya? Silahkan cari sendiri!,” demikian broadcast yang beredar.
Juru Bicara FPI KH. Slamet Ma’arif membantah keras tuduhan Ferdinandus (Kominfo) bahwa gerak cepat FPI membantu korban gempa adalah hoaks. Ia menegaskan, pihaknya sudah sampai di lokasi bencana sejak hari pertama bencana, Jumat (28/9). Selanjutnya, masih ada tim dari FPI yang masih dalam perjalanan ke Palu.
“Tim yang dari pusat sebagian sudah masuk. Sebagian lagi masih di perbatasan untuk masuk, FPI Makassar juga sedang berusaha masuk,” kata Slamet Ma’arif seperti diberitakan CNNIndonesia.com, Selasa (2/10).
Kyai Slamet Maa’rif mengungkapkan setidaknya sudah ada 50 anggota FPI Palu yang bergerak di lokasi bencana. Kemudian ada sekitar 200 anggota lagi yang masih berada di perbatasan. “Ada 500 orang juga yang kita siapkan dari beberapa wilayah untuk turun ke lapangan,” jelas dia. (des)