JAKARTA (Panjimas.com) – Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi Amien Rais berharap pihak kepolisian bisa mengungkap kasus penganiayaan yang menimpa aktivis Ratna Sarumpaet yang pada 21 September lalu dianiaya orang tak dikenal di Bandung.
Amin Rais bersama Prabowo dan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur menyesalkan aksi kekerasan yang belakangan kerap terjadi. Ia akan menemui Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam waktu dekat untuk membahas penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet.
“Dalam dua hari ini Pak Prabowo dan teman-teman partai koalisi akan menemui Pak Kapolri dan kita bicara sebagai satu keluarga besar mengapa dalam bulan-bulan terakhir ini terjadi penganiayaan, terjadi pelanggaran HAM yang sangat-sangat mendasar, jadi dari hati ke hati,” kata Amien Rais saat jumpa pers di kediaman Prabowo Subianto Jl Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/10) malam.
Amien berharap kepada Kapolri sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap keamanan nasional, bisa menerima masukan dari pihaknya, supaya tahun politik berjalan sejuk dan tak terulang kasus serupa.
Senada dengan Prabowo Subianto, ia ingin Polri menegakkan hukum dengan keadilan, dan seharusnya bisa menangkap para pelaku keonaran dan keguncangan sosial yang makin membuat negeri ini seperti tidak menentu.
“Jadi sudah secara umum ada beberapa ulama yang dibunuh oleh orang gila, terus juga ada ulama yang dicincang, maaf dianiaya oleh orang-orang gila, kemudian bayangkan di siang bolong pejuang Demokrasi seperti Neno Warisman juga dibully, bahkan maaf diberi treatment yang tidak pantas sama sekali,” ucapnya.
“Kemudian malam hari ibu Ratna Sarumpaet menuju ke Jakarta dengan dua temannya dari Malaysia dan Sri Lanka, kemudian sopirnya sudah diatur, turunnya jauh dari lobi airport, kemudian detail nya saya kira enggak usah kita katakan,” sambungnya.
Aktivis reformasi ini enggan membeberkan rinci kepada publik kronologi pengeroyokan yang dialami Ratna. Intinya pihaknya akan menemui Kapolri untuk bicara dari hati ke hati.
“Karena sudahlah ini zaman transparansi, kita tidak bodoh-bodoh amatlah, jadi insya Allah asal ada kesetiaan, kita akan pecahkan, bicarakan sebaik-baiknya. apalagi kami ini sampai April menjadi semakin sensitif,” ucap Amien.
Oleh karenanya, koalisi Adil dan Makmur ingin meratakan atmosfer udara politik menjadi semakin bersih dan apa yang dialami Ratna Sarumpaet menjadi peristiwa terakhir.”Karena itu dengan niat baik kami satu dua hari ini kami Kapolri akan bisa ketemu,” tutup mantan Ketua MPR itu.
Sementara itu polisi mengaku belum menerima laporan terkait kasus pemukulan terhadap Ratna Sarumpaet di Kota Bandung. Meski begitu, kepolisian klaim bakal mencari tahu kebenaran kabar tersebut.
Seperti diketahui, akun twitter bernama Ayuningtyas mengunggah foto Ratna Sarumpaet yang lebam. Dari informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa itu terjadi pada 21 September 2018.
Stuan Polisi Militer (Satpom) AU Bandara Husein Sastranegara menyebut tidak ada insiden penganiayaan di sekitar Bandara Husein pada tanggal 21 September 2018. Dansatpom AU Mayor Made Oka mengaku sudah menginstruksikan kepada anggotanya untuk mencari informasi terkait pemukulan tersebut. Hasilnya, anggota yang berjaga menyebut tidak ada pemukulan pada tanggal 21 September 2018.
Ia menilai, jika peristiwa itu terjadi di sekitar bandara, pihaknya pasti mendapatkan laporan. Namun, sejauh ini tidak ada laporan yang diterimanya. “Tidak ada laporan ke kami,” ujar Made kepada wartawan melalui sambungan telepon. (des)