JAKARTA, (Panjimas.com) – Hingga hari ketiga pasca gempa yang disusul bencana tsunami di Donggala dan Palu, Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) merelease korban mencapai 1.203 orang per-Senin (01/10). Sedang data BNPB di hari yang sama berdasarkan data baru 844 orang.
Situasi terkini, menurut ACT, korban paling banyak yang meninggal berasal dari Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, yakni 700 orang. Di Rumah Sakit Undata Palu juga menampung korban meninggal sebanyak yakni 201 orang.
Sedang korban luka 540 orang. Korban luka tersebar di berbagai titik, tetapi yang paling besar dirawat di RS Wirabuana sebanyak 184 orang. “Angka meninggal dan luka, adalah keterangan resmi yang dikeluarkan lembaga kami,” sebut Humas ACT Lidya Khaerani Hestya, Senin (01/10).
Sain itu, ACT juga mencatat ada 46 orang hilang. Sedang jumlah pengungsi di Kota Palu diperkirakan mencapai 16.732 jiwa dan tersebar di 123 titik menurut data per 30- September 2018.
ACT juga memantau para pengungsi dan korban paling membutuhkan bantuan berupa bahan bakar minyak, solar maupun premium. Masyarakat Palu-Donggala juga membutuhkan genset, alat penerangan, tenda pengungsian, terpal, tenda, selimut, kasur lipat.
Selain itu, pengungsi juga membutuhkan bahan makanan, air bersih dan minum, makanan bayi, dapur umum, obat-obatan dan lainnya. Sementara itu untuk Korban yang meninggal dibutuhkan juga banyak kantong jenazah dan kain kafan.
Data BNPB 844 Korban Tewas
Sementara sesuai rilis BNPB saat ini mencapai 844 orang. Korban tewas terbanyak berada di Palu yakni 821 orang. Sementara di Donggala 11 orang dan Kabupaten Parigi Moutong 12 orang.
Dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (1/10)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban ini berdasarkan data petugas di lapangan yang sudah dikonfirmasi.
“Sementara data lain merupakan perkiraan dan belum teridentifikasi serta dievakuasi,” ujarnya.
Jumlah korban meninggal di Palu sama tapi 844 orang sudah terverifikasi. Kebanyakan korban meninggal karena tertimpa oleh bangunan yang roboh karena gempa.
Sutopo menambahkan saat ini kondisi jenazah mulai mengeluarkan bau tak sedap sehingga pemakaman massal akan dilakukan hari ini pada jenazah yang sudah terindetifikasi. “Sistem memakaman massal sama saat tsunami di Aceh tahun 2004”.
Dari pihak BNPB juga mencatat korban luka 632 orang dan kini dirawat di berbagai rumah sakit. Sedang pengungsi juga telah terdata 48 ribu orang di Palu. Data pengungsi di Donggala dan wilayah lainnya belum terdata. “Hambatan dilapangan masalah persoalan listrik sehingga akses masih menjadi kendala mendata pengungsi, maupun korban masih selamat atau meninggal,” katanya lagi.
Digasi upaya penyelamatan diakui tiada hari tanpa mencarian proses evakuasi terus dilanjutkan.Untuk itu jumlah korban diperkirakan terus bertambah karena gempa sempat terjadi di Patobo yang cukup parah. Pasalnya di Fenomena likuifaksi di Patobo menenggelamkan ratusan rumah dengan lumpur hitam. Ada 744 unit rumah yang tertimbun lumpur hitam.[ES/JNN/NAS]