CIBODAS (Panjimas.com) – Penzaliman terhadap Imam Besar Umat Islam Habib Rizieq Syihab sudah berlangsung lama, yakni sejak bulan suci Ramadhan lalu, dan puncaknya setelah Idul Fitri.
“Indikasi ke arah penzaliman itu sungguh luar biasa. Lebih memilukan lagi, disaat milad Habib Rizieq pada 24 Agustus 2018 lalu, setelah beliau selesai makan bersama keluarganya, dan hendak pulang, tiba-tiba sebuah mobil patroli menghentikan perjalanannya,” kata Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212, Ustaz Slamet Ma’arif kepada wartawan di Cibodas belum lama ini (28/9/2019).
Selanjutnya Habib Rizieq, ungkap Slamet Ma’arif, dimasukkan ke sebuah mobil tahanan dan dibawa ke kantor imigrasi Saudi. Di sebuah ruangan tanpa AC, beliau diinterogasi selama kurang lebih 5 jam. Setelah diinterogasi, beliau dilepas begitu saja.
Menurut orang terdekat HRS, saat beliau dinterogasi, ada sesuatu yang tidak rasional terkait visa yang dipersoalkan. Nyatanya, setelah diperiksa, Visa HRS legal. Jadi, HRS boleh dibilang sedang dikerjai saja. Ada upaya untuk menekan psikis beliau. “Kita berdoa agar Allah Swt memberi keselamatan dan kesabaran Habib Rizieq,” harapnya.
“Ada indikasi keselamatan beliau semakin kurang terjamin. Dubes Arab Saudi melakukan pencekalan dengan alasan demi keamanan HRS. Ini berarti, ada indikasi keselamatan beliau sedang terancam,” ujar Slamet.
Slamet Ma’arif menduga, ada indikasi intelijen Indonesia dan Saudi yang yang “bermain”. Harusnya pemerintah Indonesia melindungi warga negaranya. Anehnya yang melindungi, malah negara lain.
Dikatakan Slamet, Habib Rizieq sudah bebas hukum. Beliau tidak terbukti melanggar hukum. Bahkan SP3 yang sudah beliau terima. Harusnya pemerintah memberikan ruang kebebasan Habib Rizieq uuntuk pulang ke Tanah Air.
Polri, DPR, dan Presiden RI juga seharusnya memberi perlindungan kepada Imam Besar Umat Islam.Yang terjadi, kepulangan beliau sengaja dihalang-halangi, bahkan dicegah untuk tidak pulang. “Setelah SP3 keluar, justru malah dihalangi-halangi untuk tidak pulang ke Tanah Air. Ini menunjukan ketakutan rezim yang luar biasa terhadap Habib Rizieq.
Sebagai kader sekaligus murid Habib Rizieq, Slamet Maa’rif dan umat Islam Indonesia akan melanjutkan perjuangannya, meski tanpa beliau. “Hati-hatilah! Kalau kezaliman terhadap HRS semakin menjadi-jadi, kami FPI dan PA 212, tidak bisa menjamin ketika hilang kesabarannya.
Ketika HRS akan sidang program doktoral di Malaysia, seharusnya urusan beliau dimudahkan. Mengingatk ini terkait pendidikan. Tapi nyatanya sampe sekarang, beliau tidak bisa keluar dari Saudi.
Ketika ditanya wartawan, jika HRS dicekal, apakah ada upaya untuk mencari suaka di negara lain? Slamet Maarif mengatakan, tim kuasa hukum akan berupaya, apakah HRS pulang ke Indonesia dengan resiko apapun yang terjadi, atau kita carikan negara lain untuk keselamatan beliau. Atau dipertemukan dengan pangeran atau Raja Saudi untuk dicarikan solusinya. (des)