SOLO, (Panjimas.com) — Presiden Joko Widodo membuka Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Sunan Hotel Solo, Jum’at (28/09). Melalui momentum tersebut, Jokowi mengajak PWI untuk bersama-sama menanggulangi peredaran informasi hoax.
Menurutnya, kehadiran media sosial saat ini membuat persebaran informasi sangat cepat. Bahkan, setiap orang dapat menjadi ‘wartawan’. Di sisi lain, ia melihat medsos tidak jarang digunakan untuk penyebaran informasi hoax.
Menurutnya, hoax disebar secara berantai melalui media sosial, misalnya WA Grup (Whatsapp grup). Penyebaran hoax seringkali dilakukan oleh media abal-abal yang tidak jelas penanggungjawab dan tidak jelas alamatnya.
“Tentu saja ada modus kepentingan tertentu. Tentu saja kepentingan politik untuk mempengaruhi pembaca sehingga sesuai dengan tujuan kepentingan politiknya,” ujar Presiden Joko Widodo, Jumat (28/09)
Dalam situasi seperti ini, masyarakat sangat membutuhkan penyajian informasi yang berkualitas, sesuai kaidah jurnalistik. Oleh karena itu, ia melihat adanya peran penting media dan PWI ditengah masifnya informasi hoax di media sosial.
“Ini adalah sebuah kesempatan untuk menunjukkan betapa pentingnya PWI dan media untuk memberikan informasi yang benar,” tandasnya
Ia menambahkan Indonesia membutuhkan wartawan yang berdedikasi tinggi, bermartabat, dan menjaga etika profesi. Menurutnya, dibutuhkan wartawan yang memiliki kesadaran tinggi, bahwa satu artikel dari dirinya turut menentukan persepsi publik dan menentukan masa depan negara.
“Peran PWI makin besar, dalam memberikan panduan agar media mampu membedakan dalam subtansi dan sensasi, antara yg benar dan yang salah antara yang asli dan palsu, antara ujaran kebenaran dan kebencian biar jelas,” paparnya.
Tak hanya itu, Presiden juga menilai saat ini pendidikan literasi dalam bermedia soaial sangat dibutuhkan. Dengan hal tersebut, masyarakat akan memiliki budaya konsumsi media secara sehat, mampu memilih dan memilah informasi.
“Disitu tanggung jawab wartawan dan PWI,” pungkasnya.[IZ]