MAKASSAR, (Panjimas.com) – Ustadz Sugi Nur Raharja atau yang akrab disapa Gus Nur, melaporkan keadaan keluarga dan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an miliknya di Kota Palu, yang pada hari Jum’at 28 September 2018 diguncang gempa berkekuatan 7,7 Skala Ritcher.
Sebelumnya pada Jum’at (28/9), beredar informasi tentang foto dan video banjir Tsunami yang menerjang sebuah masjid di Palu. Awalnya banyak yang menyangsikan kejadian tersebut dan menganggapnya sebagai hoaks. Namun Gus Nur langsung mengkonfirmasi bahwa masjid tersebut benar-benar berada di Palu. Melalui pesan suara, Gus Nur mengatakan “Video itu asli di kota Palu, saya sering jumatan (sholat Jum’at) disitu. Itu di Mall di Ramayana. Itu barusan kabar update terbaru. Tapi masjid itu jauh dari rumah saya,” Jum’at, (28/9).
Beberapa jam kemudian barulah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyiarkan Konfrensi Pers yang menyatakan bahwa telah terjadi Tsunami di Sulawesi Tengah.
Polda Tempat Gus Nur Dipanggil Rusak
Pada Sabtu pagi (29/9), Gus Nur mengunggah sebuah video untuk menginformasikan keadaan terkini keluarga dan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Karomah 13 yang ia kelola.
Dalam video tersebut ia mengatakan sedang berada di Makassar untuk urusan dakwah. “Gempa Tsunami ini musibah terjadi di Palu di kota saya. Detik ini saya di Makassar, saya lagi safari dakwah. Beberapa menit yang lalu saya bisa nyambung (dengan keluarga), dan alhamdulillah seluruh keluarga saya selamat tanpa terkecuali,” katanya.
Saat ini keluarga Gus Nur sedang mengungsi di lapangan yang berada di depan halaman pondok pesantrennya.
Sementara itu, Gus Nur juga melaporkan perkembangan kasusnya terkait statusnya yang menjadi tersangka karena dilaporkan dalam kasus ujaran kebencian. Sejatinya pada hari Senin 1 Oktober 2018 ia akan dipanggil Polda Palu. Namun menurut informasi dari Gus Nur, kondisi Polda Palu saat ini rusak karena terdampak Gempa dan Tsunami. “Kantor Polda (Palu) yang seharusnya saya besok tanggal 1 (Oktober 2018) datang sebagai tersangka. Itupun ternyata juga tergenang air dan rusak juga,” tambahnya. Ia belum tahu, apakah ia tetap dipanggil ke Polda Palu meski kantor kepolisian tersebut rusak.
Mendirikan Posko Relawan
Gus Nur mendoakan semoga Kota Palu yang rusak diguncang gempa segera bisa pulih. Kemudian Gus Nur juga menyatakan bahwa Pesantren Karomah 13 yang ia kelola siap dijadikan posko untuk relawan yang membantu pemulihan Kota Palu pasca gempa.
“Begitu bandara dibuka, kita akan buka posko di Pesantren Karomah 13”, kata Gus Nur.
Memang hingga saat ini Bandara di Kota Palu masih ditutup dan tidak beroperasi pasca gempa Palu 28 September 2018.
Pesantren Tahfidzul Qur’an Karomah 13 milik Gus Nur, beralamat di Jalan Zebra 1 Kelurahan Birobuli Utara Kota Palu, Palu Selatan. [ZK]