JAKARTA, (Panjimas.com) — Gempa berkekuatan 7,7 skala richter (SR) menghantam Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya pada pukul 17.02 WIB, Jumat (28/09).
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa bumi disebabkan aktivitas sesar Palu Koro.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas sesar Palu Koro,” ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly dalam keterangan pers, Jumat (28/09).
Sadly mengatakan, berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar (Slike-Slip).
Gempa bumi tektonik telah terjadi di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9). Gempa berkekuatan 7,7 SR terjadi pukul 17.02.44 WIB tepat di lokasi 0.18 LS dan 119.85BT. Jarak 26 km dari Utara Donggala Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 10 km.
“Setelah bertambahnya rekaman seismometer yang dapat kami pantau sebanyak 146 sensor maka data diperbaharui menjadi gempa berkekuatan 7.4 SR lokasi 0.20 LS dan 119.89 BT dengan kedalaman 11 km,” ujar Sadly, dikutip dari ROL.
Dari hasil monitoring BMKG hingga Pukul 20.00 WIB, telah mencatat terjadi 22 gempa bumi susulan. Gempa bumi susulan dengan magnitude terbesar yakni 6,3 SR dan terkecil 2,9 SR.
“BMKG terus memonitor perkembangan gempabumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media,” tutur Sadly.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta informasi dari BMKG. Masyarakat perlu waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya makin mengecil.
“Masyarakat jangan terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami,” tandas Sadly.[IZ]