BOGOR (Panjimas.com) – Ketua Umum Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) H. Usamah Hisyam menegaskan kembali perubahan orientasi Parmusi, dari political oriented ke dakwah oriented.
“Setiap aksi-aksi bela Islam (212 dan 313), Parmusi turut mendukung. Bahkan, Parmusi pernah menggugat Presiden, karena tidak memberhentikan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya. Kita berhasil memenangkan Islam, bela Al Qur’an dan Bela Islam,” ujar Usamah.
Dikatakan Usamah, jika bela Islam , Parmusi akan pasang badan. Tapi kalau bela manusia, janjinya ingkari. Parmusi hanya taat pada janji Allah. Karena
Allah berjanji kepada orang yang beriman, kekuasaan dimuka bumi.
“Disinilah tugas dai-dai Parmusi untuk mengislamkan kembali Islam Indonesia di seluruh tanah air. Oleh sebab itu, kita menghendaki, Jambore Nasional akan ada ekspedisi dakwah yang tugasnya mengislamkan umat Islam Indonesia secara kaffah, Islam yang sesunggguhnya, keislaman dalam keindonesiaan. Bukan Islam dindonesiakan. Tapi indonesia yang diislamkan,” ungkap Usamah.
“Menjadi tugas dai Parmusi untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil’alamin, yang bersumber dari Quran dan Sunnah,” kata Usamah menambahkan.
Terkait hubungan Parmusi dengan Kapolda di beberapa daerah, yang memfasilitasi pemberangkatan sebagian dai Parmusi ke Jambore Nasional di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cibodasm Jawa Barat, dijelaskan Usamah secara terus terang.
“Di tahun politik, tidak mudah memperoleh izin, untuk menurunkan 5.000 dai untuk mengikuti Jambore Nasional. Apalagi pemimpin Parmusi pernah ikut Aksi Bela Islam, tentu akan sulit. Kemudian Sekjen Parmusi mengusulkan agar mengundang Kapolri untuk menjadi narasumber dalam kegiatan Jambore Nasional. Nah, kalau ada Kapolri, izin dkeluarkan,” kata Usamah.
Selama mengikuti ekspedisi dakwah, Usamah mengetahui da’i di daerah belum bagus ekonominya. Diharapkan ke depan, dai-dai Parmusi di berbagai daerah menjadi muzakki. (des)