NEW YORK, (Panjimas.com) — Isu mengenai krisis yang dihadapi Muslim Rohingya dilaporkan masih menjadi salah satu topik yang mengemuka dalam sesi ke-73 Sidang Majelis Umum PBB di Markas PBB, New York.
“Hari ini isu mengenai situasi di Myanmar masih akan dibahas di beberapa kelompok. Ketika ada isu terkait dengan Myanmar, Indonesia selalu diminta untuk berkontribusi,” pungkas Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Markas PBB, New York, Selasa (25/09).
Sebelumnya pada Senin (24/09), Menlu Retno Marsudi memenuhi undangan Menlu Inggris Jeremy Hunt untuk membahas situasi di Myanmar.
Pada pertemuan tersebut intinya semua negara mengharapkan langkah konkret positif yang dilakukan oleh Myanmar di lapangan.
Retno Marsudi menuturkan bahwa langkah konkret tersebut bisa termasuk langkah persiapan untuk menyiapkan lingkungan yang mendukung sehingga para pengungsi, dari etnis Muslim Rohingya, yang mengungsi di Bangladesh bisa kembali ke Myanmar. Selain itu jaminan keamanan bagi mereka juga sangat penting.
“Setelah ada lingkungan yang mendukung maka repatriasi harus dilakukan,” ujar Retno, dikutip dari Antara.
Kepercayaan yang terbangun antara Bangladesh dan Myanmar akan menjadi modal yang sangat penting dalam upaya repatriasi.
Selain membangun kepercayaan di tingkat kebijakan, perlu juga membangun kepercayaan di tingkat masyarakat.
Selain persiapan repatriasi, Indonesia akan menekankan upaya-upaya membangun ekonomi yang inklusif di Rakhine State, Myanmar untuk menghindari terjadinya segregrasi antara masyarakat di sana.
“Tantangannya berat sekali tetapi setiap negara mendorong langkah konkret segera,” tandasnya.
Di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-73 pada Selasa (25/09), Menlu Retno juga akan menghadiri juga pertemuan tingkat menteri kelompok kerja internasional tentang Myanmar yang diinisiasi oleh Kanada.
Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina dijadwalkan akan menghadiri sesi debat umum PBB di mana dia di depan mimbar akan mengajukan usulan baru dan keinginan Bangladesh tentang repatriasi lebih awal terhadap lebih dari satu juta pengungsi etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Selain itu, juga akan dibahas mengenai implementasi dari rekomendasi Komisi Kofi Annan untuk penyelesaian krisis Rohingya.
Sementara itu, Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi akan absen pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum PBB tahun ini. Sebagai catatan, Suu Kyi juga tidak hadir pada Sidang Majelis Umum PBB tahun lalu
Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-73 resmi dibuka di Markas Besar PBB, New York, Selasa (25/09)) oleh Sekjen PBB Antonio Guterres
Tema debat umum tahun ini adalah “Menciptakan PBB yang relevan bagi semua masyarakat: Kepemimpinan global dan tanggung jawab bersama untuk masyarakat yang damai dan berkelanjutan.”
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dijadwalkan menyampaikan pidatonya di depan anggota sidang majelis umum PBB pada Kamis (27/09).[IZ]