PALU, (Panjimas.com) — Sebagian warga Kota Palu berhamburan keluar rumah saat gempa bumi berkekuatan 5,1 Skala Richther (SR) menggetarkan wilayah itu pada Sabtu pukul 06.20.33 WIB.
Menurut informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa itu di darat sembilan kilometer Barat Laut Palu-Sulawesi Tenggara di kedalaman 10 kilometer.
Getaran gempa dirasakan nyata di dalam rumah dan membuat pintu dan jendela berderik serta dinding berbunyi (III-IV MMI) di Palu dan getaran yang membuat benda ringan bergoyang dan dirasakan beberapa orang (I-II MMI) di Poso.
Akibat getaran itu, di kawasan Jalan Kancil, Palu Selatan, banyak warga berlarian keluar rumah guna menghindari dampak gempa.
Denny, seorang warga di kawasan itu, menyatakan getaran gempa terasa cukup keras, membuat kaca rumah bergetar dan beberapa benda yang digantung di dinding rumahnya berjatuhan.
Bersama warga lain dia berlari keluar rumah guna menghindari kemungkinan adanya bangunan yang runtuh.
Di Pasar Inpres Manonda, para pedagang dan pembeli juga riuh berhamburan keluar dari kios maupun ruko saat gempa.
BMKG mencatat dalam empat bulan terakhir setiap hari rata-rata ada 30 kali gempa di wilayah Sulawesi Tengah.
“Baik yang dirasakan maupun tidak dirasakan masyarakat, rata-rata 30 kali setiap hari,” ujar Kepala BMKG Palu Cahyo Nugraha, dikutip dari Antara.
Ia mengatakan peristiwa tersebut dipicu oleh aktivitas sesaran Palukoro, yang membentang dari Poso ke arah Tenggara dan Barat Laut sampai Barat Perairan Kabupaten Tolitoli. Ke Selatan, sesaran Palukoro bercabang ke sesaran Matano mulai sekitar Poso, Morowali, sampai Sorowako, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.[IZ]