SOLO, (Panjimas.com) – Ratusan warga Solo mendatangi di sebuah rumah yang beralamat di Kampung Metrodanan Semanggi Pasar Kliwon Solo. Warga merasa resah karena ditempat tersebut setiap tanggal 10 Muharam ditengarai selalu dijadikan tempat untuk merayakan Asyura. Sebuah perasayaan duka cita bagi penganut sekte syiah.
Agus Junaidi warga Semanggi yang menjadi koordinator aksi tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya sudah sejak lama warga keberatan atas aktivitas yang dilakukan oleh kelompok Syiah, namun baru tahun ini warga memberanikan diri untuk meminta agar acara tersebut dibubarkan.
Menurutnya rumah yang dimiliki atas nama Bakri Al Jufry tersebut sudah sejak lama menjadian rumahnya untuk kegiatan sekte syiah.
“Sejak 2004 rumah tersebut sudah digunakan untuk kegiatan syiah.” Ujarnya, Kamis, (20/19).
Warga mulai berdatangan sejak pukul 14.00 dan Agus Junaidi saat itu mencoba untuk bertemu dengan pemilik rumah dan meminta agar kegiatan tersebut dibubarkan. Negoisasi tersebut ternyata cukup alot hingga usai sholat Ashar jumlah warga yang berdatangan menjadi semakin banyak.
Pemilik rumah berpendapat bahwa acara tersebut merupakan acara keluarga dan sudah berjalan turun temurun.
Akhirnya dengan dibantu oleh anggota Kepolisian Polresta Surakarta yang dipimpin oleh Kombes Pol Ribut Hari Wibowo negoisasi itu berhasil dilakukan dan acara Asyura dihentikan.
125 orang pengikut syiah akhirnya diminta untuk keluar dari rumah tersebut dan diminta untuk pulang ke rumah masing-masing.
Dari pantauan Panjimas dilapangan di dalam rumah tersebut juga sudah dibuat panggung disertai dengan atribut yang mengambarkan logo syiah.
Salah satu warga yang tak mau disebutkan identitasnya kepada Panjimas menyatakan bahwa sebenarnya ia resah dengan keberadaan acara syiah tersebut karena keluarganya ada yang ikut.
“Saya mendukung dengan pembubaran kegiatan tersebut karena sudah sejak lama kami keberatan. Namun karena tidak punya kekuatan maka tidak bisa membubarkan.” Ujarnya.
Agus Junidi yang juga merupakan aktivis ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syiah) berharap agar pemerintah kedepan lebih proaktif terkait keberadaan sekte Syiah. Karena MUI sudah memberikan fatwanya bahwa Syiah merupakan aliran sesat.
“Agar Solo tetap kondusif kami berharap pemerintah tegas dengan kelompok Syiah ini” tegasnya. [RN]