DUBAI, (Panjimas.com) — Seorang pejabat tinggi Uni Emirat Arab (UAE) mengatakan Pasukan Koalisi pimpinan Arab Saudi berhasil menuntaskan pengepungan atas Kota Pelabuhan Hudaydah di Yaman. Menurutnya, “pembebasan kota Hudaydah” akan menjadi kunci untuk menemukan “penyelesaian” bagi perang sipil Yaman.
Operasi saat ini di Hudaydah “berhasil mencapai sasarannya”, ujar Menteri Negara Urusan Luar Negeri UAE Anwar Gargash dalam pernyataan melalui akun Twitternya, Jumat (14/09).
Kota Pelabuhan Hudaydah, yang berada di pantai Laut Merah di bagian Barat-Daya Yaman, memiliki kepentingan strategis sebab kota tersebut adalah gerbang ke luar Ibu Kota Yaman, Sana`a, yang kini telah diduduki milisi Syiah Al-Houthi –yang disokong Iran– sejak September 2014.
Anwar Gargash, Sabtu (15/09) pagi, juga mengatakan anggota milisi Syiah Al-Houthi membayar harganya karena telah “absen dari konsultasi Jenewa”.
Perundingna perdamaian Jenewa dalam rangka menemukan penyelesaian politik gagal pada awal pekan lalu, sebab delegasi Syiah Houthi tidak hadir.
Gargash mengatakan, “Kami tetap yakin bahwa pembebasan Hudaydah adalah kunci bagi penyelesaian di Yaman.”
Konflik Yaman telah menimbulkan krisis kemanusiaan di negara yang berpenduduk 28 juta jiwa itu, 8,4 juta orang diantaranya diyakini berada di ambang kelaparan dan 22 juta sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Yaman yang kini menjadi negara miskin, tetap berada dalam keadaan kacau sejak tahun 2014, ketika milisi Syiah Houthi dan sekutunya menguasai ibukota Sanaa dan bagian-bagian lain negara ini.
Sejak Maret 2015, koalisi internasional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah menuding Kerajaan Saudi terlibat kejahatan perang sebagai akibat dari kampanye pengebomannya yang dapat dianggap sembarangan dan menyebabkan kerusakan berlebihan pada negara tersebut termasuk jumlah korban tewas yang cukup tinggi.
Menurut pejabat PBB, lebih dari 10.000 warga Yaman telah tewas akibat konflik berkepanjangan ini, sementara itu lebih dari 11 persen dari jumlah penduduk negara itu terpaksa mengungsi, sebagai akibat langsung dari pertempuran yang tak kunjung usai. Untuk diketahui, lebih dari setengah total korban adalah warga sipil. sementara 3 juta lainnya diperkirakan terpaksa mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit.[IZ]