ISTANBUL, (Panjimas.com) — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini memohon persetujuan dari pemerintah Jerman untuk berpidato di depan para ekspatriat Turki di Jerman. Erdogan dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya dalam pembukaan Masjid di Cologne, akhir September mendatang.
Hurriyet Daily melaporkan Jumat (14/9), perincian jadwal, tempat dan waktu pidato Erdogan akan diselesaikan setelah ada tanggapan dari pemerintah Jerman. Dalam pidatonya nanti, Erdogan diperkirakan akan menyampaikan terima kasih kepada komunitas Turki di Jerman.
Hal ini dilakukannya atas suara yang ia terima dari luar negeri dalam pemilihan umum dan pemilihan presiden 24 Juni lalu. Sebelumnya, Erdogan sempat bertemu dengan ekspatriat Turki di Jerman pada Mei 2015 lalu ketika ia menghadiri pertemuan pemuda yang diadakan di DM Arena di Karlsruhe.
Erdogan meminta berpidato di hadapan ekspatriat Turki melalui teleconference selama pertemuan pro-demokrasi setelah upaya kudeta yang gagal di Turki pada Juli 2016. Akan tetapi, permintaannya ditolak pemerintah Jerman karena alasan keamanan.
Situs berita Diken menunjukkan, Kepolisian Berlin telah mengusulkan langkah-langkah keamanan yang luar biasa di ibu kota selama kunjungan Erdogan. Aparat berlin mengkategorikan kegiatan tersebut sebagai sesutatu yang paling berisiko sejak kunjungan Presiden Amerika Serikat George W Bush ke ibu kota Jerman pada 2002.
Survei media German Bild pada Selasa (11/9) mengungkapkan, mayoritas warga Jerman menentang Erdogan menyampaikan pidato selama kunjungannya. Survei lain yang dilakukan media Die Welt menunjukkan, 69 persen warga Jerman tidak menyetujui kunjungan Erdogan ke Jerman, dikutip dari ROL.
Fakta bahwa Masjid yang akan dijadikan tempat Erdogan berpidato diperkirakan beroperasi di bawah Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama (DİTİB), dan ini memunculkan permasalahan lainnya. Dalam hubungan Turki dengan Jerman sejak DİTİB terlibat dalam skandal spionase, dimana diduga sejumlah Imam di Masjid yang dikelola DİTİB diduga melaporkan anggota gerakan Gulen ke Konsulat Turki di Jerman.
Gerakan Gulen dituding bersalah oleh pemerintah Turki atas upaya kudeta Juli 2016. Sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh gerakan tersebut dan tidak didukung oleh pemerintah Eropa.
DİTİB juga mengundang kecaman keras terkait sebuah acara yang diadakan pada peringatan ulang tahun Pertempuran Dardanella. Acara yang berlangsung di salah satu masjid di Herford di Rhine Utara-Westphalia itu mempertunjukan anak-anak kecil mengenakan pakaian serdadu dan membawa senjata mainan.[IZ]