MOSKOW, (Panjimas.com) — Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengungkapkan, adanya kecenderungan di antara negara-negara dunia untuk mengurangi dolar dalam transaksi pembayaran internasional. Negara-negara memiliki keinginan untuk berdagang dalam mata uang nasional negara sendiri.
“Kecenderungan ini tepat demi keberlanjutan sistem keuangan untuk pengembangan penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan bilateral. Kami akan bergerak ke arah ini secara bertahap,” ujar Putin dalam Forum Ekonomi Timur di Vladivostok dikutip dari Russia Today, Kamis (13/09).
Putin mencatat, adanya risiko dalam pembayaran menggunakan mata uang nasional, namun hal itu dapat diminimalkan. Untuk meminimalkan risiko, perlu dilakukan diversifikasi.
Menurut Putin, dolar Amerika Serikat (AS) juga merupakan alat keuangan yang memiliki risiko tinggi. Sebab, utang luar negeri AS kini telah mencapai 20 triliun dolar AS.
“Apa berikutnya? Siapa yang tahu?,” ujar Putin.
Putin mengatakan, Rusia melakukan diversifikasi cadangan devisa dan utang publik, guna menciptakan stabilitas sistem keuangan negara.
Rusia telah memangkas surat utang AS dalam beberapa waktu terakhir. Data terbaru dari Departemen Keuangan AS menunjukkan, surat utang Paman Sam yang dipegang Rusia hanya mencapai 14,9 miliar dolar AS atau terendah dalam 11 tahun terakhir.
Sementara itu, kepemilikan emas Rusia terus meningkat, dengan membawa bagiannya dari logam mulia ke tingkat tertinggi dalam hampir dua dekade sebanyak hampir 2.200 ton.[IZ]