NEW YORK, (Panjimas.com) — Laporan Lembaga Keamanan Pangan dan Gizi Dunia UNA-OIC yang diterbitkan Selasa (11/09) lalu menyebutkan bahwa jumlah penduduk dunia yang kelaparan semakin bertambah bahkan mencapai 821 juta jiwa pada tahun 2017 atau satu dari sembilan orang total populasi dunia.
Laporan tersebut, menyatakan kemajuan terbatas juga dicapai dalam penanganan bermacam bentuk gizi buruk, mulai dari anak yang bertubuh kerdil (stunting) sampai orang dewasa yang mengalami obesitas atau kegemukan.
Permasalahan kelaparan naik selama tiga tahun belakangan ini sehingga mengubah kemajuan yang dicapai sejak satu dasawarsa lalu. Perubahan dalam kemajuan itu memberikan sinyal peringatan mengenai berbagai hal mendesak yang perlu dilakukan untuk mencapai cita-cita Sasaran Pembangunan Global mengenai Nol Kelaparan sampai 2030 mendatang.
Dalam laporan bersama itu, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Dana Pembangunan Internasional PBB (IFAD), Dana Anak PBB (UNICEF), Program Pangan Dunia (WFP) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tanda yang mengkhawatirkan mengenai peningkatan kondisi rawan pangan dan tingginya tingkat bermacam bentuk gizi buruk adalah peringatan jelas untuk memastikan kita tidak meninggalkan seorang pun di jalan menuju tercapainya sasaran SDG mengenai keamanan pangan dan peningkatan gizi, dikutip dari Antara.
Kemajuan buruk telah dibuat dalam mengurangi anak yang perkembangan tubuhnya terhambat. Sementara itu, hampir 151 juta anak yang berusia di bawah lima tahun terlalu pendek untuk usia mereka akibat gizi buruk pada 2017 dibandingkan dengan 165 juta pada 2012. Secara global, di Afrika dan Asia terdapat 39 persen dan 55 persen dari semua anak yang bertubuh pendek.
Laporan tahunan PBB itu menyebutkan keragaman iklim yang mempengaruhi pola curah hujan dan musim pertanian, serta cuaca ekstrem seperti kemarau dan banjir. Kemarau dan banjir pun termasuk di antara pengendali utama di balik peningkatan kelaparan, bersama dengan konflik dan ekonomi yang memburuk.[IZ]