JAKARTA (Panjimas.com) — Pelajaran dari hijrah tahun baru Islam 1440 H adalah persaudaraan yang indah. Hal ini karena Rasulullah Saw dan para sahabat setiba di Madinah, disambut luar biasa penduduk Madinah. Ketika itu hampir semua orang Madinah menginginkan Rasul menetap di rumah mereka.
Hal itu dikatakan Ustaz Ahmad Yani, Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Dakwah (LPPD) Khairu Ummah dalam sebuah tulisan dalam bukunya yang berjudul “Peringatan dari Hijrah”.
Rasulullah pun membiarkan untanya untuk memilih. Ketika unta itu terhenti, di tempat itulah Rasulullah akan tinggal. Diantara orang-orang Anshar itu, ada yang membagi hartanya menjadi dua untuk diberikan kepada kaum Muhajirin serta menyiapkan jodoh wanita yang shalihah untuk diperisteri.
Persaudaraan yang indah itu diperkokoh lagi oleh Rasulullah saw dengan dibangunnya sebuah masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Nabawi. Masjid ini difungsikan sebagai pusat pembinaan umat dan persaudaraan kaum muslimin.
“Ini merupakan isyarat dari Rasul bahwa perjuangan yang berat dalam menegakkan ajaran Islam mesti ditopang dengan ukhuwah dikalangan kaum muslimin. Tanpa ukhuwah akan membuat kaum muslimin menjadi tidak potensial sehingga mudah dipermainkan oleh orang-orang kafir,” kata Ustaz Ahmad Yani.
Lebih lanjut Ustaz Ahmad Yani menjelaskan, pelajaran atau hikmah peristiwa hijrah lainnya adalah pentingnya memiliki kebanggaan sebagai muslim. Hal ini karena sambutan yang sedemikian hangat, persaudaraan yang begitu indah dan kokoh, membuat pembangunan kota Madinah berhasil dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya. Sehingga kaum muslimin, baik muhajirin maupun anshar memiliki kebanggaan sebagai seorang muslim.
“Kebanggaan sebagai muslim ini merupakan modal yang sangat berarti bagi perjuangan selanjutnya. Kemajuan yang dicapai oleh kaum muslimin membuat orang-orang kafir Quraisy iri dan dengki. Mereka kembali menyulut api permusuhan. Dua tahun sesudah hijrah itulah meletus perang yang pertama antara kafir dengan muslim.
“Perang sebenarnya sudah dihindari oleh Nabi dengan hijrah ke Madinah, tapi kalau sudah hijrah mereka tetap saja menyerang, apa boleh buat. Kalau musuh sudah menyerang tak pantas lagi kita lari. Dan peperangan pun dimenangkan oleh kaum muslimin.” (des)