JAKARTA, (Panjimas.com) – Di dalam pertarungan Pilpres 2019 saat sekarang ini, Prabowo Subianto (PS) berada di posisi yang sangat menguntungkan secara psikologis. Sebab, beliau betul-betul menunjukkan seorang pejuang sejati di tengah pengeroyokan oleh para pemilik kuasa. Beliau tidak surut sedikit pun. Apalagi mundur dan mengeluh.
Demikian yang disampaikan oleh Asyari Usman seorang wartawan senior yang dulu pernah menjadi wartawan BBC London yang tulisannya diterima oleh Panjimas pada Selasa (11/9).
“Disebut menguntungkan secara psikologis karena suasana pertarungan main keroyok yang seratus persen mengabaikan “fairness” (keadilan) itu, akan membuat Pak PS tertempa semakin kuat dan keras. Beliau sangat paham itu dan “menikmati” cara-cara main keroyok ini,” ujar Asyari Usman.
Masih menurut dirinya, bahwa Prabowo Subianto itu dikeroyok dari segala arah dan dengan segala cara ditempuh.
“Dikeroyok oleh 90 persen media besar yang sejak awal menunjukkan sikap tidak netral. Media yang sejak lama memusuhi umat Islam, memusuhi gerakan keadilan, dan memusuhi gerakan literasi intelektualitas rakyat. Media yang memusuhi pemulihan kedaulatan bangsa dan negara,” tuturnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan kalau Prabowo Subianto juga dikeroyok oleh para konglomerat jahat yang selama ini menguras rakyat. Tidak ada satu pun konglomerat hitam itu yang menunjukkan netralitas. Semua mereka mengarahkan laras senjata ke Prabowo Subianto. Bisa dimaklumi posisi para penjahat bisnis itu. Sebab, mereka memang akan menjadi salah satu target pertama dan utama yang akan ditertibkan oleh Presiden Prabowo nanti.
“Kemudian, PS dikeroyok oleh para Gubernur yang dengan segala cara dipaksa berpihak kepada kubu petahana. Para gubernur itu berkomitmen untuk memenangkan petahana,” tandasnya.
Tak ketinggalan, para pelaku survei elektabilitas pun ikut-ikutan dalam “concerted effort” (upaya terpadu) untuk menjatuhkan mantan jenderal yang jujur dan bersih dari korupsi ini.
Hampir lupa. Ormas-ormas pemilik kuasa premanisme yang bermentalitas herder, juga masuk ke gelanggang pengeroyokan. Bisa dipahami karena mereka ini memang berparasit ke para panguasa dan telah mengosongkan kepala mereka dari sistem pikiran jernih.
Nah, apa yang masih tersisa untuk Prabowo?
Hanya satu komponen saja. Tetapi, komponen ini sangat menentukan. Jauh lebih kuat dari para pemilik kuasa yang memusuhi beliau. Lebih kuat dari para konglomerat jahat. Lebih kuat dari komplotan sinis media besar. Lebih kuat dari geng para gubernur “cucuk hidung”. Dan lebih kuat dari ormas-ormas parasit.
Itulah rakyat. Rakyat Indonesia yang mendambakan bangsa dan negara yang tidak dikendalikan oleh kekuatan oligarkhi. Yang tidak dikendalikan oleh tangan-tangan asing.
“Hanya rakyatlah satu-satunya komponen yang mendukung PS. Rakyat sebagai pemilik kuasa tertinggi dan paling terhormat. Komponen inilah yang membuat PS bersemangat. Yaitu, rakyat yang hari ini sudah muak dengan penipuan. Yang tak sudi lagi meihat penjarahan kekayaan negara,” pungkasnya.
Para pengeroyok akan berhadapan dengan rakyat di gelanggang pemilihan umum. Mereka semuanya akan berhadap hadapan dengan pemilik suara terbesar dalam Pemilu yakni rakyat banyak yang akan dihelat pada moment Pilpres 17 April 2019. Yang akan berlangsung tak lama lagi. [ES]