JAKARTA (Panjimas.com) — Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dollar terus merosot, hampir mencapai ambang batas psikologis. Bahkan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar sudah menembus Rp 14.977 per dollar, atau level terendah sejak krisis 1998.
Melemahnya rupiah menimbulkan kekhawatiran. Meskipun tidak hanya mata uang Indonesia., tapi nyaris semua negara berkembang mengalami hal yang sama. Tekanan terhadap mata uang negara-negara berkembang disebabkan meningkatnya ketegangan perdagangan dan masih perkasanya dollar AS.
Sementara itu, para investor memandang Argentina yang kini tengah dikabuti krisis keuangan hanya melakukan sedikit upaya untuk membenahi masalah yang dihadapinya.
Diwartakan Reuters, indeks nilai tukar mata uang negara-negara berkembang (MSCI) terpeleset 0,3 persen. Mata uang rupee India dan rupiah Indonesia pun tak terelakkan menyentuh level terendahnya.
Beberapa mata uang negara berkembang lainnya, seperti lira Turki, rand Afrika Selatan, rubel Rusia, dan peso Meksiko juga melemah terhadap dollar AS. “Nilai tukar mata uang negara-negara berkembang akan menderita meski hampir telah melakukan apapun, masalahnya adalah seberapa besar (pelemahannya),” kata Michael Every dari Rabobank.
Every menyebut, sepanjang bank sentral AS Federal Reserve terus menaikkan suku bunga, pajak korporasi pun relatif rendah, hingga ancaman perang dagang terus di depan mata, maka dollar AS akan terus menguat terhadap mata uang negara-negara berkembang.
Nilai tukar rupiah melemah sejak beberapa waktu terakhir, disebabkan krisis finansial yang terjadi di Turki dan Argentina, hingga ancaman perang dagang AS-Cina yang menyebabkan investor ramai-ramai melakukan aksi jual. Dari dalam negeri, rupiah melemah sebagai imbas defisit transaksi berjalan.
Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto turut menanggapi atas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan agar masyarakat Indonesia harus waspada terhadap melemahnya mata uang rupiah.
“Ya dolar naik, ya kita harus waspada, saya kira situasinya,” kata Prabowo Subianto, seperti dikutip TribunWow.com dari program ‘Kabar Petang’ di tvOne, Rabu (5/9/2018).
Menurutnya, mata uang menjadi cermin kekuatan dari ekonomi suatu bangsa. “Tentunya ini wewenang dan porsinya pengelola negara, pengelola ekonomi. Tapi sebetulnya mata uang itu kan, cermin dari kekuatan suatu ekonomi,” ujar Prabowo Subianto.
“Jadi ini kita harus waspada, ini semacam memberi tanda bagi kita bahwa ekonomi kita harus benar-benar diurus dengan baik,” sambung dia.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan komentarnya soal nilai tukar (kurs) Rupiah yang melemah sampai Rp 15 ribu per dolar. Melemahnya nilai tukar rupiah menjadi perhatian banyak pihak. Bahkan ada ekonom menyebut pelemahan tersebut menjadi pertanda ada yang tak beres pada perekonomian Indonesia.
Presiden Jokowi menegaskan, pelemahan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat bukan hanya terjadi terhadap rupiah saja, tetapi juga mata uang negara lain. “Tidak hanya negara kita, Indonesia, yang terkena pelemahan kurs, tidak hanya Indonesia,” ujar Jokowi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018).
Menurut Jokowi, pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan sentimen dari eksternal, seperti kenaikan suku bunga The Fed, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, dan krisis yang melanda Turki serta Argentina. “Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi. Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati-hati,” ujar Jokowi.
Untuk menguatkan rupiah kembali, menurut Jokowi, pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi di sektor fiskal, moneter, industri, dan para pelaku usaha. “Saya kira koordinasi yang kuat ini menjadi kunci, sehingga jalannya itu segaris semuanya,” ujar Jokowi.
Presiden Jokowi juga memberi target kepada jajarannya untuk segera memperbaiki transaksi berjalan dengan menggenjot ekspor dan investasi di dalam negeri. Sebab, saat ini transaksi berjalan mengalami defisit 3 persen.
“Dengan investasi dan ekspor yang meningkat, kita bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan, kalau ini selesai, itu akan menyelesaikan semuanya. Target saya sudah berikan agar dalam satu tahun, betul-betul ada perubahan di penyelesaian defisit transaksi berjalan,” lanjut dia.
Beberapa upaya memperbaiki defisit transaksi berjalan, kata Jokowi, adalah diterapkannya 20 persen biodiesel atau B20, yang diyakini dapat mengurangi impor minyak cukup besar.
Selain itu, pemerintah juga mendorong tingkat komponen dalam negeri (TKDN) kepada perusahaan BUMN maupun swasta. “Ini saya sampaikan kepada kementerian, baik ke swasta maupun kepada BUMN agar lokal konten diperhatikan, kalau bisa pakai semua komponen dalam negeri, ada penghematan 2 miliar dolar AS sampai 3 miliar dolar AS,” ujar Jokowi. (des)