LOMBOK UTARA (Panjimas.com) – Kabar terjadinya indikasi kristenisasi di tengah bencana kemanusiaan di Lombok belum berhenti. Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH,MH berkenan buka suara mengenai isu yang terjadi di daerahnya.
Perwakilan Forum Jurnalis Muslim (Forjim) yang sedang bertugas di Kabupaten Lombok Utara (KLU), mendapat kesempatan untuk melaukan wawancara dengan Bupati Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH,MH atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Tuan Guru itu di Posko Bersama Wahana Muda Indonesia (WMI), Kamis (06/09/2018).
Ketiika ditanya, bagaimana sebetulnya duduk perkara soal dugaan terjadinya kristenisasi di Kabupaten Lombok Utara? Dikatakan Najmul Akhyar, ia belum melihat secara langsung, sehingga belum bisa memastikan kebenarannya. “Tapi bukan berarti saya pasif, kemarin saya sudah minta Kesbangpol menelusuri informasi ini, sampai kita menemukan titik di mana bisa dianggap benar atau salah,” ujarnya.
Jika benar terjadi kristenisasi, Bupati Lombok Utara itu sangat menyayangkan, terlebih ditengah-tengah tragedi kemanusiaan ada orang-orang yang niatnya tidak baik. Karena di negara kita sudah jelas di SKB 3 Menteri, disebutkan tidak boleh menyebarkan agama kepada orang yang sudah beragama, apalagi dalam situasi seperti ini. “Kita juga harus mencari berita yang berimbang, jangan sampai salah langkah, karena kondisinya sekarang kita sedang berduka karena bencana,” tukasnya.
Najmul Akhyar telah menyampaikan kabar Kristenisasi kepada aparat penegak hukum. “Saya katakan, kalau ada langkah penanganan kasus seperti ini, harus profesional, adil dan proporsional, jangan sampai mencederai rasa keadilan masyarakat.”
Belum lama ini, misalnya, viral adanya seseorang yang dianggap sebagai penyebar video lalu dipanggil polisi, untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan. “Saya tentu berharap, polisi pasti akan lebih tahu di mana rasa keadilan masyarakat, bisa terpenuhi atau tidak,” kata Najmul Akhyar.
Ketika ditanya terkait perhatian pemerintah daerah terhadap pengungsi non-muslim? Najmul Akhyar menegaskan, Islam itu rahmatan lil alamin. “Tadi pagi kawan-kawan Hindu dan Budha sarapan ke rumah saya. Justru tugas kita yang diberikan amanah ini harus menunjukan Islam itu rahmatan lil alamin. Tidak boleh kita ganggu. Kecuali mereka menganggu agama kita, ini lain persoalannya. Sepanjang mereka bersikap baik, maka pemerintah wajib melindungi mereka, karena itulah yang diajarkan Islam.”
Najmul Akhyar mengajak semua pihak, termasuk para ulama di Lombok Utara untuk membentengi akidah umat Islam. “Mari kita semua bergerak, kalau kita khawatir (soal kristenisasi), mari kita secara sungguh-sunguh mengisi ruang yang ada, sehingga tidak diisi orang-orang seperti itu.”
“Jangan kita biarkan ada ruang yang diisi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Mari kita isi setiap sudut setiap ruang itu kita isi dengan kebaikan, sehingga tidak ada jalan bagi orang yang tidak bertanggung jawab mengisinya.”
Najmul Akhyar menghimbau kepada relawan yang datang dari seluruh penjuru Indonesia agar bekerja dengan segala ketulusan. Ia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan, khususnya Kabupaten Lombok Utara.
“Dalam rangka memberikan bantuan kepada mayarakat yang terkena musibah, yang harus dikedepankan adalah misi kemanusiaan, jangan ada misi yang lain apalagi yang sampai membuat suuzan masyarakat sehingga membuat kondisi tidak sehat. Mari kita datang untuk mengemban misi kemanusiaan, misi kemanusiaan yang utama,” harapnya.
Kepada masyarakat, Bupati Lombok Utara berharap bisa menimbang informasi secara benar. “Kita diajarkan agama untuk tabayyun dari mana sumber beritanya, siapa yang menyampaikan. Proses tabayun itu wajib kita lakukan, supaya kita tidak tersesat di dunia informasi. Kalau memang (kristenisasi) itu benar, sama-sama kita akan lawan. Saya juga sebagai pemerintah, sebagai orang yang diberi amanah tidak suka dengan cara-cara seperti itu.” [dud/des]