JAKARTA (Panjimas.com) – Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di usianya yang sudah lebih dari 20 tahun, secara umum mengalami pertumbuhan yang relatif signifikan. Meskipun, hingga saat ini mengalami pasang surut.
Hal itu disampaikan oleh Bendahara Umum PKS, Mahfudz Abdurrahman. Pria kelahiran Jakarta, 60 tahun lalu, yang turut membidani lahirnya PKS itu menyampaikan dinamisasi dalam sebuah organisasi, termasuk partai politik adalah sesuatu yang lazim terjadi, baik secara internal maupun eksternal.
Mahfudz yang hingga kini setia mengawal perjalanan PKS, merasa bangga dan bersuka cita, ketika para kader PKS mampu mengemban amanah jabatan, sebagai pelayan rakyat.
“Suka cita pada saat mengalami perkembangan luar biasa yang menggembirakan. Seperti prestasi para kader dalam panggung politik baik yang betsifat vertikal maupun horizontal; ada yang jadi menteri, kepala daerah, Dubes dan lain sebagainya. Ada sumbangan dari para kader yang sukses dalam bidang bisnis. Di antara mereka ada yang membantu biaya operasional partai, ada yang kasih mobil dan konstribusi dalam bentuk yang lain,” kata Mahfudz Abdurrahman kepada Panjimas.com, Jum’at (17/8/2018).
…Sebagaimana orang tua mengelola kehidupan rumah tangga yang belum tentu dapat memuasakan harapan semua anak…
Di balik suka cita kesuksesan, ada pula percikan gejolak di internal PKS. Sudah menjadi rahasia umum, ada konflik di antara kader atau tokoh dalam rumah tangga PKS.
Mahfudz menyebut konflik tersebut sebagai bagian dari dinamika. Sehingga perlu disikapi secara benar dan tepat supaya teratasi dan tidak meluas.
“Ketidakpuasan terhadap sebuah kebijakan misalnya, juga merupakan sesuatu yang bisa terjadi dan manusiawi. Meski memuaskan semua pihak dalam satu hal pun bukan sesuatu yang mudah, sebagaimana orang tua mengelola kehidupan rumah tangga yang belum tentu dapat memuasakan harapan semua anak. Yang penting semuanya dilakukan dan disikapi sesuai koridor aturan main atau AD/ART,” ujarnya.
Dengan demikian, Mahfudz berharap percikan konflik di internal PKS, tidak berlarut-larut dan membesar.
“Saya sangat berharap semoga percikan bara itu tak membesar menjadi gelombang api yang membakar bangunan rumah organisasi,” tuturnya.
Saya sangat berharap semoga percikan bara itu tak membesar menjadi gelombang api yang membakar bangunan rumah organisasi
Sementara itu, dalam menjalankan roda perjuangan, tentu saja PKS membutuhkan banyak energi, baik sumber daya manusia dan finansial yang besar.
PKS tidak berisi konglomerat atau banyak pengusaha yang bisa memberi sumbangsih materi bagi partai. Meski di satu sisi hal ini dipandang sebagai kelemahan, justru di sinilah kelebihan PKS yang dikenal memiliki kader militan
“Kunci keberhasilannya; kepeminpinan yang efektif, soliditas kader, kebersamaan yang kokoh, visi dan misi yang kuat serta komunikasi politik yang jitu,” ungkapnya.
“PKS sebagai partai kader memiliki lembaga kaderisasi dan program pengkaderan yang kuat, berkesinambungan. Sehingga tidak mengalami keterputusan dalam konteks ketrsediaan SDM yang berkapasitas,” imbuhnya.
PKS sebagai partai kader memiliki lembaga kaderisasi dan program pengkaderan yang kuat, berkesinambungan. Sehingga tidak mengalami keterputusan dalam konteks ketrsediaan SDM yang berkapasitas
Lantas bagaimana soal finansial partai? PKS mengedepankan semangat ‘sunduquna juyubuna’ (kas kami adalah kantong kami).
“Membangun kemandirian dengan tidak bergantung pada bantuan pihak lain yang mengikat. Ada iuran rutin dari kader, iuran rutin dari para anggota legislatif atau sumbangan dari kader dan simpatisan, di samping bantuan Parpol dari pemerintah setiap tahun,” jelasnya.
Ke depan, Mahfudz berharap PKS menjadi partai papan atas, yang masuk dalam tiga besar Pemilu tahun 2019 mendatang.
“Kita berusaha memenangi Pileg dan Pilpres, sehingga punya peran besar memberi konstribusi positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tandasnya. [AW]