JAKARTA (Panjimas.com) – Dalam Milad ke-20, Front Pembela Islam (FPI) menyuarakan 2019 Ganti Presiden. FPI ingin presiden yang tunduk dan patuh kepada ulama.
“Sekali lagi kami nyatakan kami semua hadirin dan para undangan yang hadir saat ini. Insyaallah pada tahun 2019 ini kami semua akan ganti presiden. Ganti presiden.. Ganti presiden.. Dengan yang tunduk patuh kepada ulama, yang taat kepada ulama dan siap memuliakan ulama,” kata Waketum FPI Ja’far Shiddiq di Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (19/8/2018).
Ja’far meminta anggota FPI untuk menunggu komando Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab. Menurut dia, apapun yang diputuskan oleh Habib Rizieq, anggota FPI harus patuh.”Makanya oleh sebab itu kami semua menunggu satu komando dari Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab selaku imam besar umat Islam Indonesia,” ujar dia.
Sementara itu, Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab lewat rekaman yang diperdengarkan di Milad FPI ke-20 di Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (19/8/2018), meminta anggotanya untuk merapatkan barisan dalam menghadapi Pilpres 2019. Habib Rizieq mengatakan pihaknya tak butuh presiden yang mengkriminalisasi ulama.
“Sudah saatnya merapatkan barisan satukan potensi untuk mendapatkan pemimpin yang baik. Kita tidak butuh kepada presiden yang pembohong. Kita tidak butuh kepada presiden yang penakut. Kita tidak butuh kepada presiden yang menyusahkan rakyatnya. Kita tidak butuh kepada presiden yang menjual aset negaranya.”
Lebih lanjut Habib Rizieq menegaskan, “Kita tidak butuh kepada presiden yang menyerahkan kekayaan negara kepada penguasaan asing dan aseng. Kita tidak butuh kepada presiden yang tidak peduli kepada agama yang dinoda di sana sini. Kita tidak butuh kepada presiden yang membiarkan ulama dikriminalisasi, aktivis Islam dimakarisasi, ormas Islam dibubarkan.”
Habib Rizieq menambahkan, pihaknya juga tak membutuhkan presiden yang tidak taat pada Allah dan Rasul. Menurut dia, rakyat ingin presiden yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. “Kita tidak butuh kepada presiden yang tidak taat pada Allah dan rasulnya kita menginginkan presiden dan wakil presiden yang beriman dan bertakwa kepada Allah,” imbuhnya.
Terkait Pilpres 2019, Habib Rizieq meminta anggotanya untuk taat kepada ulama. “Hari ini kita punya kesempatan ayok mari sama-sama ikuti ulama, taat ulama insyallah kita akan mendapat presiden yang baik yang akan selalu kita kawal, yang selalu kita nasehati yang selalu kita peringatkan kalau dia menempuh jalan yang salah,” tuturnya.
Dia kemudian bicara mengenai kriteria presiden yang seharusnya. Menurut Habib Rizieq, presiden itu harus menjunjung tinggi ayat suci di atas ayat konstitusi. “Karena itu kita tegaskan di sini bahwa kita bangsa dan rakyat Indonesia menginginkan presiden, dan wakil presiden yang siap mewujudkan NKRI yang menjungjung ayat suci di atas konstitusi.”
Kata Habib, kita menginginkan presiden dan wakil presiden yang siap mewujudkan NKRI dan selalu menjaga ayat konstitusi agar tidak bertentangan dengan ayat suci. Kita bangsa dan rakyat Indonesia menginginkan presiden dan wakil presiden yang siap mewujudkan NKRI yang bersih dari korupsi, bersih dari judi, prostitusi, LGBT, narkoba, miras dan aneka ragam kemaksiatan lainnya.
Selain itu, menurut Habib Rizieq, presiden yang diharapkan oleh rakyat adalah presiden yang dapat menghilangkan paham-paham seperti komunisme hingga marxisme. Presiden yang akan datang juga diharapkan dapat menghilangkan riba dan utang.
“Kita bangsa dan rakyat Indonesia menginginkan presiden dan wakil presiden yang siap mewujudkan NKRI yang bersih dari komunisme, lenimisme, marxisme serta bersih dari sekularisme, pluralisme, juga liberalisme. Juga bersih dari aneka aliran sesat dan menyesatkan,” ujarnya.
“Kita bangsa dan rakyat Indonesia menginginkan presiden dan wakil presiden yang siap mewujudkan NKRI bersih dari riba dan bebas dari utang. Bersih dari riba, bebas dari urang agar negara kira menjadi NKRI yang berkah. Kita bangsa dan rakyat Indonesia menginginkan presiden dan wakil presiden yang siap mewujudkan NKRI yang menegakan keadilan dan membasmi kezaliman, yang melindungi semua agama dari penodaan, yang melindungi negara dari perampokan kekayaan alamnya, yang melindungi pribumi dari asing dan aseng,” harapnya. (Dez)