JAKARTA (Panjimas.com) – Innalilahi wainna ilaihi rojiun. Salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yusuf Supendi dikabarkan telah meninggal dunia di Rumah Sakit RSCM Jakarta, hari ini Jumat (3/8).
Kabar itu disampaikan oleh akun twitter resmi DPRa PKS Pekayon yang kemudian di retweet oleh politikus PKS Tifatul Sembiring. Melalui kicauannya, Tifatul mendoakan agar Yusuf, yang sudah keluar dari PKS dan belakangan mendaftarkan diri menjadi calon anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) wafat dalam keadaan baik.
Ucapan duka juga disampaikan politikus PKS Mardani Ali Sera yang mendoakan agar keluarga mendiang Yusuf diberikan ketabahan dan kesabaran. Hingga berita ini diturunkan, Sekjen PDIP Hasto Krisiyanto mengaku belum mengetahui berita duka tersebut. Adapun alamat rumah duka berada di RT 12 RW 01 No 28 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur.
Tokoh PDIP Hendrawan Supratikno melalui pesan singkat Jumat (3/8/2018). “Benar (meninggal dunia). Sekretariat mendapat kabar dari anak beliau,” kata Hendrawan. Ia mengatakan Yusuf sempat kelelahan lantaran mengikuti berbagai persiapan dan pelatihan sebagai bakal caleg PDI-P.
Persiapan dan pelatihan sebagai bakal caleg PDI-P terdiri dari beberapa rangkaian acara dan dimulai sejak beberapa hari yang lalu. “Kami sungguh ikut berduka dan turut sepenanggungan dengan keluarga besar yang ditinggalkan,” katanya. “Semoga kasih sayang, teladan, dan kenangan bersama beliau tetap hidup di antara keluarga dan teman-teman. Semoga khusnul khatimah,” kata Hendrawan lagi.
Biografi Yusuf Supendi
Yusuf Supendi merupakan salah satu generasi pertama dari gerakan Tarbiyah yang ada di Indonesia, yang di kemudian hari berubah bentuk menjadi Partai Keadilan Sejahtera.
Beliau lahir di Bogor, tepatnya pada tanggal 15 Mei 1958. Keluarganya merupakan keluarga besar ulama, dan pamannya, K.H. Sholeh Iskandara, merupakan ulama besar di Bogor. Yusuf Supendi memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Ibnu Hajar Bogor.
Minat mendalami agamanya semakin meningkat setelah beliau melanjutkan pendidikannya di Pesantren Daruh Falah milik pamannya. Yusuf Supendi memiliki kemampuan mengingat yang luar biasa karena pada waktu itu, di bawah bimbingan K.H. Ahmad Rifai Yasin, beliau mampu menghafal seluruh (30 juz) Al Quran hanya dalam waktu 11 bulan.
Yusuf Supendi mampu menghafalkan 4 halaman sekaligus setiap harinya, sedangkan santri lain rata-rata menghafal sebanyak 1 halaman setiap harinya. Setelah lulus dari sekolah menengah pada tahun 1977, Yusuf bersikeras untuk pergi melanjutkan pendidikannya di Saudi Arabia. Syarat untuk ke Saudi tanpa orang tua adalah minimal berumur 19 tahun, sedangkan beliau pada waktu itu masih berumur 18 tahun. Namun Yusuf tetap bersikeras, dan beliau berangkat hanya dengan bermodal visa transit 3 hari. Tujuan pertama yang beliau datangi adalah KBRI, dengan harapan mereka bisa membantu beliau untuk melanjutkan pendidikan di sana.
Sesampainya di KBRI, sang Dubes malah menyuruh beliau pulang. Barulah pada tahun 1979, Yusuf Supendi bisa melanjutkan pendidikannya di Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh. Selain menjadi aktivis dakwah di Saudi, beliau juga pernah memegang posisi Ketua Ikatan Mahasiswa Asia Tenggara, dan dari itulah Yusuf Supendi bisa mengenal banyak aktivis dakwah dari berbagai daerah. Pada tahun 1985, beliau berhasil menyelesaikan kuliahnya dan pulang kembali ke tanah air.
Beliau menikah dengan Umi Widhiyani dan dikaruniai 5 anak. Beliau bersama Hilmi Aminudin dan Salim Asegaf al Jufri akhirnya mendirikan gerakan yang lebih dikenal sebagai gerakan Tarbiyah, cikal bakal dari partai PKS.
Yusuf juga pernah menjadi Wakil Ketua dan anggota Dewan Syariah PKS peroide 2000-2010. Pada periode 2004-2009, Yusuf juga pernah merasakan menjadi wakil rakyat dari Fraksi PKS dari Dapil IV kabupaten/kota Bogor Jawa Barat.
Semasa hidupnya, Yusuf Supendi pernah menjadi penerjemah Arab-Indonesia –Arab (1996-1988), Wakil Direktur Lembaga Bantuan International Saudi Arabia (1991-1992), Dosen Univ. Ibnu Khaldun Bogor (1986), Dosen dan Ketua STAIDI Al-Hikmah (1992-kini), Anggota Dewan Syariah PKS periode 2000-2010, Anggota Komisi III DPR, Anggota komisi X DPR, dan Badan legislasi DPR. (des)