JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Ustadz Slamet Ma’arif mendorong partai koalisi keumatan yang terdiri dari Partai Gerindra, PKS, Demokrat, Berkarya, dan PAN agar menghormati dan menghargai hasil ijtima’ ulama.
Menurut Ustadz Slamet, kepatuhan kepada ulama sama halnya kepatuhan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.
“Tidaklah mungkin ulama sebagai pewaris Nabi akan menyalahgunakan wewenang
berbicara menurut hawa nafsunya, karena tidak mungkin seorang Ulama bersatu padu dalam
kesepakatan hanya untuk menyesatkan umatnya,” kata Ustadz Slamet Ma’arif dalam pernyataan sikap PA 212, jum’at (3/8).
Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) itu berpendapat turut terlibatnya para ulama untuk membicarakan nasib umat adalah karena panggilan Allah Subhanahu wa Ta’ala agar mampu mencari siapa pemimpin terbaik.
“Artinya seruan ulama Insyaa Allah lebih baik dari hanya sekedar klaim yang banyak dilakukan oleh orang yang mengganggap dirinya baik. Karena deteksi ulama terhadap calon pemimpin melalui pendekatan ilmu bukan pendekatan kepentingan,” terang Ustadz Slamet Ma’arif.
Oleh karenanya, penting bagi partai koalisi untuk menghargai ajakan para ulama jika ingin melahirkan pemimpin yang baik.
“Keputusan syuro itu adalah keputusan yang tertinggi dalam pengambilan keputusan yang tidak
bisa diabaikan begitu saja,” tegas Ustadz Slamet Ma’arif. [DP]