JAKARTA, (Panjimas.com) – Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini mendampingi Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid melaksanakan acara Sosialisasi 4 Pilar MPR di kampus UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, pada Selasa (31/7).
Pada acara yang dibuka oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid itu, Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menjelaskan tentang pentingnya memahami sejarah perjuangan dan kemerdekaan Indonesia yang penuh pengorbanan, terutama dari kalangan ulama dan umat Islam.
Oleh karenanya, Jazuli termasuk yang menyesalkan adanya upaya mendeskriditkan ulama dan umat Islam sebagai anti NKRI dan anti Pancasila.
“Kita tidak menafikan perjuangan saudara-saudara kita yang lain, tapi jelas tidak bisa dipungkiri pengorbanan terbesar kemerdekaan Indonesia disumbang oleh para ulama dan umat Islam. Maka dalam tubuh umat ini mengalir darah cinta NKRI dan Pancasila,” kata Jazuli.
Pernyataan Jazuli ini menanggapi pernyataan dan pertanyaan Ketua Senat Mahasiswa UIN dan beberapa mahasiswa yang merasa kondisi kebangsaan akhir-akhir ini seolah ada benturan antara keislaman dan keindonesiaan, fenomena persekusi ulama, hingga tuduhan ulama anti NKRI.
Anggota Komisi I ini juga kemudian memaparkan fakta sejarah betapa ulama dan umat Islam begitu cinta NKRI. “Siapa yang legowo dan berlapang dada saat tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang sudah disepakati bersama akhirnya dihapus? Ulama kita! Demi saudara-saudara kita dari Indonesia Timur supaya tetap bergabung dalam NKRI dan mengurungkan niat memisahkan diri,” kata Jazuli.
“Siapa yang tokoh yang terkenal dengan pekik takbirnya? Bung Tomo! Beliau menghayati betul menjaga kemerdekaan negeri ini sebagai panggilan jihad,” sambung Jazuli.
Tidak hanya itu, menurut Jazuli, Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah seorang ulama dari Persyarikatan Muhammadiyah yang totalitas berjuang dengan tetap menjaga ketaatan dalam ibadah yang diteladani seluruh pasukannya.
“Siapa pula yang punya inisiatif menyatukan kembali NKRI yang dipecah belah oleh Belanda menjadi negara serikat atau RIS? Muhammad Natsir, dengan Mosi Integral-nya, pada tahun 1950, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Siapa M. Natsir? Ketua Umum Partai Islam Masyumi,” tambahnya.
Jadi, sangat besar pengorbanan ulama dan umat Islam dalam meraih dan menjaga kemerdekaan. “Maka, saya mengajak mahasiswa UIN ayo hapus stigmatisasi umat Islam anti NKRI atau anti Pancasila,” tegas Jazuli.
Di akhir acara, Anggota DPR Dapil Banten ini membagikan kepada seluruh peserta buku karyanya yang relevan dengan diskusi, berjudul “Ulama dan Pesantren Mewariskan Indonesia Merdeka”. Buku yang diberi pengantar oleh KH. Salahudin Wahid dan Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid ini bercerita tentang kontribusi ulama dan kaum santri sepanjang sejarah perjuangan bangsa.
“Buku ini bentuk kecintaan kita pada Indonesia, agar generasi sekarang tidak melupakan sejarah atau “jas merah” dan tidak melupakan jasa ulama atau “jas hijau” sehingga kita semua bisa mengambil peran sejarah untuk menjaga Indonesia,” tutup Jazuli disambut tepuk tangan meriah. [ES]